Dikutip dari
Reuters, Kamis 27 November 2025, pada penutupan perdagangan Rabu harga minyak Brent ditutup naik 65 sen menjadi 63,13 Dolar AS per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 70 sen ke 58,65 Dolar AS per barel.
Kenaikan harga terjadi meski data menunjukkan stok minyak mentah AS melonjak 2,8 juta barel dalam sepekan terakhir, jauh di atas perkiraan analis. Lonjakan stok ini disebabkan meningkatnya impor minyak. “Kita sedang menuju kondisi kelebihan pasokan yang cukup besar,” kata John Kilduff dari Again Capital.
Di saat yang sama, jumlah rig minyak AS turun 12 menjadi 407 unit, level terendah sejak 2021. Sementara itu, tiga sumber OPEC+ mengatakan kelompok produsen minyak tersebut kemungkinan akan mempertahankan produksi pada rapat Minggu nanti.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Federal Reserve pada Desember juga membantu menahan harga minyak agar tidak jatuh lebih dalam, karena suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi.
Namun, pasar masih dibayangi ketidakpastian terkait pembicaraan perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan siap melanjutkan kerangka kerja perdamaian yang didukung AS, pernyataan yang sempat menekan harga minyak ke posisi terendah satu bulan.
Di sisi lain, Konsorsium Pipa Kaspia (CPC), yang menangani sekitar 1,5 persen pasokan minyak global, kembali melanjutkan pengiriman setelah sempat dihentikan akibat serangan drone dari Ukraina awal pekan ini.
BERITA TERKAIT: