Dikutip dari
Reuters, emas spot turun 1,1 persen menjadi 4.151,86 Dolar AS per ons pada penutupan perdagangan Kamis 13 November 2025, setelah sempat menyentuh 4.244,94, tertinggi sejak 21 Oktober.
Sedangkan emas berjangka AS ditutup melemah 0,5 persen menjadi 4.194,50 per ons
Logam mulia terseret aksi jual luas yang juga menekan saham, obligasi, Dolar AS, dan kripto. Analis menyebut ini sebagai pola klasik buy the rumor, sell it all (beli saat rumor, jual semuanya) setelah ketidakpastian politik (penutupan pemerintah) berakhir.
Awalnya, pasar emas dan perak menguat karena adanya harapan bahwa data ekonomi pasca-penutupan pemerintah akan lemah, yang bisa mendorong Federal Reserve (The Fed) untuk memotong suku bunga. Suku bunga rendah menguntungkan emas karena emas tidak memberikan imbal hasil.
Namun, kekhawatiran inflasi dan sinyal stabilitas pasar tenaga kerja (meski ada indikasi pelemahan) membuat pejabat The Fed bersikap hati-hati. Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan pemotongan suku bunga tambahan belum tentu terjadi.
Bukan han emas, logam lainnya ikut terjngkal. Perak spot turun drastis 2,3 persen menjadi 52,18 Dolar AS per ons. Platinum merosot 2,8 persen menjadi 1.569,65 Dolar AS per ons. Paladium menyusut 3,7 persen menjadi 1.419,75 Dolar AS per ons.
BERITA TERKAIT: