Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) secara konsolidasi tercatat Rp160,2 triliun dan penyaluran kredit termasuk pembiayaan meningkat 3,5 persen menjadi Rp142,9 triliun.
Rasio LDR terjaga di angka 85,3 persen dan menunjukkan keseimbangan yang sehat antara likuiditas dan penyaluran kredit.
"Laba konsolidasi sebelum pajak tercatat sebesar Rp1,37 triliun berkat pengelolaan aset dan liabilitas yang lebih
prudent dan optimalisasi potensi-potensi
fee based income," kata Corporate Secretary bank bjb, Herfinia dalam keterangan tertulisnya, Senin, 3 November 2025.
Dalam penguatan digitalisasi, bank bjb menghadirkan KGB Pisan (Pinjaman ASN), produk
digital loan yang menyalurkan kepada lebih dari 5.800 debitur hanya dalam satu tahun. Produk ini menjadi terobosan digital dengan proses kredit tanpa interaksi fisik dan waktu persetujuan lebih optimal.
Selain itu, bank bjb juga terus mendorong penghimpunan dana ritel dan kerja sama pengelolaan
payroll untuk memperkuat struktur pendanaan yang efisien dan berkelanjutan.
Upaya tersebut dibarengi dengan penguatan
margin melalui manajemen
loan pricing yang adaptif terhadap dinamika pasar.
Selain ekspansi pada kredit konsumer yang merupakan captive market bank bjb, bank bjb pun akan tumbuh dengan fokus pada rantai nilai ekosistem daerah, BUMD, serta program prioritas pemerintah.
bank bjb juga menunjukkan komitmen kuat terhadap prinsip keberlanjutan. Hingga September 2025, portofolio pembiayaan hijau mencapai Rp15,2 triliun dengan fokus pada sektor lingkungan, UMKM hijau, dan transportasi rendah emisi.
Selain itu, penerbitan
Sustainable Bond senilai Rp1 triliun menjadi bukti nyata keseriusan bank bjb dalam memperkuat pendanaan hijau dan mendukung agenda ekonomi berkelanjutan nasional.
BERITA TERKAIT: