Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent turun 1,22 Dolar AS atau 1,9 persen menjadi 64,40 dolar AS per barel pada perdagangan Selasa 28 Oktober 2025 Waktu setempat. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup melemah 1,16 Dolar AS atau 1,9 persen menjadi 60,15 dolar AS per barel.
Pekan lalu, Brent dan WTI sempat mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Juni, setelah Presiden AS Donald Trump menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia karena perang di Ukraina. Sanksi itu menargetkan dua perusahaan minyak besar, Lukoil dan Rosneft.
Namun, pemerintah AS memberikan pengecualian kepada anak perusahaan Rosneft di Jerman. Menteri Ekonomi Jerman menjelaskan, bisnis tersebut dibebaskan dari sanksi karena asetnya tidak lagi berada di bawah kendali Rusia.
Analis energi Phil Flynn dari Price Futures Group mengatakan, langkah Trump memberi kesan bahwa masih ada ruang negosiasi dalam penerapan sanksi. “Keringanan ini mengurangi kekhawatiran bahwa pasokan minyak akan terlalu ketat. Kami melihat ada penghindaran risiko di pasar hari ini,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol menilai dampak sanksi terhadap negara-negara pengekspor minyak kemungkinan kecil karena masih ada kapasitas produksi cadangan.
Sebagai respons terhadap sanksi tersebut, Lukoil, produsen minyak terbesar kedua di Rusia, mengumumkan pada Senin bahwa mereka akan menjual aset internasionalnya. Langkah ini menjadi tindakan paling besar sejauh ini dari perusahaan Rusia sejak Barat menjatuhkan sanksi atas invasi ke Ukraina pada 2022.
BERITA TERKAIT: