Menurut pengamat ekonomi Ibrahim Assuaibi, lonjakan harga emas memang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat dan laju inflasi. Ia menjelaskan, dalam situasi ekonomi global yang tidak stabil, masyarakat cenderung mengalihkan uangnya ke aset aman seperti emas.
“Kalau harga emas itu pasti ya, larinya ke inflasi tinggi. Harga emas di atas inflasi. Nah, kenapa Gubernur Sumut Bobby marah? Pada saat orang semua melakukan pembelian terhadap perhiasan, daya beli masyarakat berkurang. Inflasi itu kan akibat dari banyaknya masyarakat membeli emas, bukan mereka membelanjakan uangnya,” ujar Ibrahim kepada
RMOL di Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025.
Ia mengatakan, perilaku masyarakat saat ini sudah lebih cerdas dan melek informasi. Dengan akses luas terhadap edukasi keuangan melalui internet dan televisi, banyak warga memilih berinvestasi emas dibanding menabung di bank.
Menurutnya, masyarakat sekarang sudah pintar. Mereka tahu emas adalah cara untuk menjaga nilai uang. Bahkan di Pegadaian atau Antam, logam mulia sering habis karena banyak diborong.
“Ngantre cuma setengah jam udah habis, kan. Kenapa? Ya karena mereka tahu, kalau uang saya nggak saya beliin logam mulia, ya uang saya akan habis. Terus anak-anak saya mau dikasih makan apa?” tuturnya.
Menurut Ibrahim, tren pembelian emas secara besar-besaran menyebabkan sirkulasi uang di sektor konsumsi menurun. Dampaknya, pasar tradisional dan pusat perbelanjaan menjadi sepi, karena masyarakat lebih fokus menimbun emas ketimbang berbelanja kebutuhan sehari-hari.
“Ciri-ciri masyarakat memborong emas: harga emas naik, berarti ekonominya gak baik-baik saja. Kalau ekonominya gak baik-baik saja, apa penyebabnya? Penyebabnya masalah perang dagang, perpolitikan di Amerika, geopolitik. Ya ini kemudian supply dan demand, permintaannya tinggi, barangnya sedikit. Ini yang membuat apa? Membuat harga emas terlalu melonjak tinggi,” jelasnya.
Atas dasar itu, Ibrahim pun memahami reaksi Bobby Nasution yang menyoroti kondisi tersebut. Menurutnya, secara ekonomi, lonjakan pembelian emas dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi daerah.
“(Pernyataan Gubernur Sumut ini) beralasan. Dengan orang beli emas itu kan jadi inflasi, daya beli emas rakyat berkurang. Ini kan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga kemungkinan melambat,” demikian Ibrahim.
BERITA TERKAIT: