Dalam seminggu terakhir, harga Bitcoin cenderung melemah. Dari puncaknya pertengahan Agustus lalu, Bitcoin turun cukup dalam dan sempat berada di bawah 110 ribu Dolar AS, level terendah dalam beberapa minggu terakhir.
Pergerakan tersebut mencerminkan kehati-hatian yang lebih luas di pasar.
Chief Operating Officer (COO) Upbit Indonesia, Resna Raniadi, mengatakan pasar masih dalam fase hati-hati karena tekanan jual yang lebih dominan.
Sementara untuk proyeksi mingguan, pergerakan masih condong ke penurunan, namun dibarengi kemungkinan rebound apabila harga dapat mempertahankan level support sekitar 110 ribu Dolar AS.
Ia pun mengungkapkan bahwa aliran keluar dari ETF Bitcoin dan ketidakpastian ekonomi global bisa memperlemah permintaan.
"Rebound ada kemungkinan jika sinyal pelonggaran kebijakan moneter muncul," kata Resna saat dihubungi RMOL, Senin 1 September 2025.
Ia juga menyoroti munculnya altcoin seperti Remittix (RTX) yang menarik perhatian whale, menunjukkan kemungkinan sebagian dana bergerak keluar dari BTC, dan menambah tekanan pada harga BTC.
Ia mewanti-wanti pergerakan harga yang besar dan cepat, yang dapat menandakan ketidakpastian, akan memiliki risiko yang lebih tinggi.
"Pergerakan harga bisa cepat sekali, jadi jangan terlalu terbawa euforia atau panik," sarannya.
Ia pun mengingatkan agar investor bisa lebih waspada dan mengelola resiko dengan membatasi kerugian.
"Kelola risiko, gunakan stop-loss. Pertimbangkan pasar tidak stabil, dan jangan investasikan lebih dari yang bisa ditanggung," katanya.
Investor agar terus memantau level harga dan perhatikan sinyal makro seperti kebijakan suku bunga.
"Jangan hanya mengandalkan BTC, altcoin tertentu dengan utilitas nyata (seperti Remittix) bisa menjadi alternatif. Terapkan juga pendekatan berbasis data dan sentimen pasar, jangan hanya ikut trend," tegasnya.
BERITA TERKAIT: