Acara ini membekali mahasiswa dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Australia terkait kebutuhan bisnis energi dunia dengan mengusung tema “Energizing Youth for Future Energy”.
Di hadapan mahasiswa, VP Stakeholder Relations & Management PT Pertamina, Rifky Rakhman Yusuf menekankan tantangan energi di era transisi menuntut keterampilan baru serta pola pikir adaptif dari generasi muda.
“Ketahanan energi adalah tantangan global yang membutuhkan peran aktif semua pihak, termasuk generasi muda. Dengan semangat inovasi dan kreativitas, Pertamina yakin mahasiswa memiliki potensi besar menjadi motor penggerak perubahan menuju masa depan energi yang lebih mandiri dan berkelanjutan,” ujar Rifky.
Ia juga berbagi masukan strategis terkait peluang karier global di sektor energi, kesiapan kompetensi yang harus dibangun sejak di bangku kuliah, serta pengalaman nyata dari industri energi nasional yang kini terus berkembang menuju perusahaan energi bersih kelas dunia.
“Industri energi hari ini semakin terhubung lintas negara. Itu berarti peluang karier tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga terbuka secara global," jelasnya.
Untuk bisa bersaing harus menyiapkan diri dengan kompetensi yang relevan, mulai dari penguasaan teknologi energi bersih, kemampuan berpikir kritis, hingga kepemimpinan adaptif.
Sementara itu, Project Expert Stakeholder Relations Management PT Pertamina (Persero) Murti Dewi Hani menyampaikan pesan inspiratif kepada mahasiswa terkait pentingnya membangun mentalitas yang tepat, di samping penguasaan keilmuan teknis.
Menurutnya, kesiapan menghadapi tantangan global dalam industri energi tidak cukup hanya dengan kemampuan akademik, tetapi juga ditopang sikap adaptif dan keberanian untuk terus berinovasi.
“Pengalaman di Pertamina mengajarkan bahwa keberhasilan di sektor energi tidak hanya ditentukan oleh ilmu dan kemampuan teknis, tetapi juga oleh
mindset yang berani berubah, berinovasi, dan mampu bekerja dalam tim lintas disiplin," tegas Murti.
BERITA TERKAIT: