"Kita lihat konsumsi daripada masyarakat ini terlihat
shifting belanjanya lari ke belanja online. Kita lihat transaksi retail online, ini baru dirilis oleh BPS, tahun kemarin tidak di
track, tapi tahun ini sudah mulai di track," kata Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Selasa 5 Agustus 2025.
Airlangga membeberkan, sektor retail dan
marketplace mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,55 persen secara kuartalan.
Ia merinci kategori produk rumah tangga dan kantor mendominasi pertumbuhan senilai Rp72,8 triliun, dengan melonjak 29,38 persen. Disusul produk personal care dan kosmetik yang tumbuh hampir 17 persen dengan nilai transaksi Rp67,6 triliun.
"Transaksinya juga meningkat pesat, di mana di tahun 2018 transaksinya itu ada 280 juta, di tahun lalu sudah Rp3,24 miliar," kata Airlangga.
Selain nilai belanja yang meningkat, Airlangga juga mencatat lonjakan signifikan pada transaksi pembayaran non-tunai.
Transaksi menggunakan kartu kredit naik 7,81 persen, sedangkan e-money melejit hingga 67,91 persen. Sebaliknya, penggunaan kartu debet justru terkontraksi atau melambat 0,96 persen.
Ia juga menanggapi isu daya beli masyarakat yang disebut-sebut melemah dengan adanya fenomena Rojali (rombongan jarang beli), dan rohana (rombongan hanya nanya). Airlangga memastikan kondisi di lapangan justru menunjukkan hal sebaliknya.
"Ini menunjukkan bahwa terkait dengan isu Rohana dan ini, ini isu yang ditiup-tiup. Jadi faktanya berbeda, dan tentu ini yang harus kita lihat. Artinya, daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian global masih melakukan konsumsi secara kuat” tandasnya.
BERITA TERKAIT: