Data menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS lebih lemah dari ekspektasi. Jumlah lapangan kerja non-pertanian untuk dua bulan sebelumnya direvisi turun 258.000 lapangan kerja, memperlihatkan perlambatan tajam dalam kondisi pasar tenaga kerja.
Data inflasi PCE AS, tumbuh 0,3 persen pada Juni setelah peningkatan 0,2 persen yang direvisi naik pada Mei karena tarif mulai mendongkrak biaya beberapa barang.
Dari data itu, analis menilai, peluang penurunan suku bunga pada September semakin kuat bahkan lebih kuat lagi.
"Ditambah dengan hambatan inflasi, saya pikir ini cukup bullish untuk emas," kata Daniel Pavilonis, analis RJO Futures, dikutip dari Reuters..
FedWatch Tool CME Group menyoroti bahwa ada peluang penurunan suku bunga pada September sebesar 87,8 persen, naik dari lebih dari 63 persen seminggu lalu.
Emas akan berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah dan dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif baru terhadap sejumlah negara. Trump menetapkan tarif termasuk bea masuk 35 persen untuk banyak barang dari Kanada, 50 persen untuk Brasil, 25 persen untuk India, 20 persen untuk Taiwan, dan 39 persen untuk Swiss.
Berikut pergerakan harga logam dunia;
- Emas spot naik 0,3 persen menjadi 3.372,15 Dolar AS per ons, level tertinggi sejak 24 Juli
- Emas berjangka AS ditutup meningkat 0,8 persen menjadi 3.426,4 Dolar AS
- Perak spot: Naik 0,9 persen menjadi 37,35 Dolar AS
- Platinum melonjak 1,3 persen menjadi 1.332,20 Dolar AS
- Paladium merosot 1,6 persen menjadi 1.188,90 Dolar AS.
BERITA TERKAIT: