Analis pasar keuangan Ibrahim Assuaibi mengatakan dalam situasi tersebut, pemerintah diminta untuk segera mengambil langkah-langkah konkret guna menjaga stabilitas makroekonomi nasional.
“Situasi ini tentunya membawa implikasi bagi kebijakan Indonesia Pemerintah perlu mengelola risiko fiskal dengan lebih disiplin,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Sabtu 21 Juni 2025.
Ia juga menekankan stabilisasi nilai tukar dan pasar keuangan harus menjadi prioritas pemerintah di tengah tekanan geopolitik yang meletus di Timur Tengah, khususnya antara Iran dan Israel.
“Diversifikasi pembiayaan infrastruktur perlu didorong. Serta penguatan ketahanan pangan dan energi harus dipercepat agar tekanan global tidak mengganggu kestabilan sosial,” tandasnya.
Ibrahim mengingatkan bahwa tekanan fiskal dan moneter yang terjadi di negara-negara maju akan menimbulkan efek rambatan (spillover) bagi negara berkembang seperti Indonesia.
Dampaknya akan terlihat dari pelemahan nilai tukar rupiah, potensi keluarnya arus modal asing, hingga meningkatnya beban bunga utang luar negeri.
BERITA TERKAIT: