Menurut sumber yang mengetahui proyek ini, produksi massal chip tersebut bisa dimulai paling cepat pada Juni 2025.
"Chip baru ini akan menjadi bagian dari lini prosesor AI generasi terbaru Nvidia dengan arsitektur Blackwell. Harganya diperkirakan antara 6.500 hingga 8.000 Dolar AS - lebih murah dari H20 yang dijual seharga 10.000 hingga 12.000 dolar AS," kata dua sumber, dikutip dari
Reuters, Senin 27 Mei 2025.
Harga yang lebih rendah ini disebabkan oleh spesifikasi yang lebih sederhana dan proses produksi yang tidak terlalu rumit.
Sumber mengatakan, chip ini akan didasarkan pada model RTX Pro 6000D, chip grafis server milik Nvidia. Nantinya, chip ini akan menggunakan memori GDDR7 biasa, bukan memori canggih berkecepatan tinggi.
Kedua sumber tersebut juga menyebut bahwa Nvidia tidak akan menggunakan teknologi pengepakan chip canggih milik Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC), yakni Chip-on-Wafer-on-Substrate (CoWoS).
Informasi tentang harga, spesifikasi, dan jadwal produksi chip ini belum pernah diumumkan sebelumnya.
Seorang juru bicara Nvidia mengatakan bahwa perusahaan masih mempertimbangkan beberapa opsi terbatas yang ada.
"Sampai kami bisa menentukan desain produk baru dan mendapat persetujuan dari pemerintah AS, kami berisiko kehilangan pasar pusat data China yang nilainya mencapai 50 miliar dolar AS," katanya.
China masih menjadi pasar penting bagi Nvidia. Tahun lalu, negara ini menyumbang sekitar 13 persen dari total penjualan perusahaan. Ini adalah kali ketiga Nvidia harus menyesuaikan produknya untuk China, setelah adanya pembatasan dari pemerintah AS yang bertujuan memperlambat kemajuan teknologi Negeri Tirai Bambu.
Setelah pemerintah AS melarang penjualan chip H20 ke China pada April lalu, Nvidia sempat mempertimbangkan membuat versi H20 yang lebih lemah, namun rencana itu batal.
BERITA TERKAIT: