Analis menilai Dolar AS sedang mengalami pemulihan teknis setelah mengalami penurunan berkelanjutan dalam beberapa pekan terakhir.
Dikutip dari Reuters, data S&P Global pada penutupan perdagangan Jumat 21 Februari waktu setempat menunjukkan aktivitas bisnis AS turun ke level terendah dalam 17 bulan yang mendorong penguatan Dolar AS.
Dalam perdagangan Jumat sore, Euro melemah terhadap Dolar setelah serangkaian survei aktivitas bisnis menunjukkan kontraksi tajam di Prancis.
Euro terakhir turun 0,4 persen menjadi 1,0461 Dolar AS, menuju penurunan harian terbesar sejak awal Februari.
Pemilu di Jerman yang akan berlangsung beberapa hari lagi menjadi fokus investor di mana jajak pendapat mengarah pada kemenangan koalisi konservatif yang bisa menjadi kunci dalam membentuk ekspektasi mereka terhadap pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Dolar juga menguat terhadap mata uang komoditas seperti Dolar Australia, Selandia Baru, dan Kanada, tetapi sedikit melemah terhadap Franc Swiss, yaitu di 0,8972.
Dolar AS turun 0,4 terhadap Yen menjadi 149,02 setelah sebelumnya mencapai level terendah 11 minggu di 148,93.
Pantauan RMOL, 1 Dolar AS saat ini setara dengan 149,22 Yen Jepang di Sabtu pukul 08.15
Yen menguat karena penjualan obligasi pemerintah Jepang mendorong imbal hasil ke level tertinggi sejak 2009 setelah inflasi inti nasional mencapai puncak 19 bulan pada Januari. Hal ini memicu ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut di Jepang.
Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda dengan cepat meredam momentum tersebut, mengatakan bahwa bank sentral dapat menahan suku bunga jangka panjang dengan membeli obligasi pemerintah.
Indeks dolar terakhir naik 0,2 persen menjadi 106,59.
Pound sterling turun 0,3 persen menjadi 1,2631 Dolar AS terbebani oleh kekuatan keseluruhan Dolar.
BERITA TERKAIT: