Mata uang Garuda itu menguat 78 poin atau 0,47 persen dari perdagangan sebelumnya.
Berdasarkan pantauan
RMOL, mayoritas mata uang Asia bergerak bervariasi pada hari ini. Baht Thailand melemah 0,07 persen, Peso Filipina minus 0,51 persen, dan Yuan China ambruk 0,5 persen.
Sedangkan Won Korea Selatan menguat 0,28 persen dan Dolar Singapura tumbuh 0,07 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Di sisi lain, mata uang utama negara maju kompak melemah. Euro Eropa tercatat melemah 0,21 persen, Poundsterling Inggris melemah 0,18 persen, dan Dolar Australia ambruk 1,21 persen.
Pergerakan mata uang hari ini terjadi setelah indeks Dolar berada di posisi 108,75, atau lebih rendah dari posisi awal pekan, Senin 3 Februari, di level 109,7.
Namun, data PMI manufaktur AS periode Januari menunjukkan hasil positif dengan kembali ke area pertumbuhan di atas 50 menjadi 50,9 dari sebelumnya 49,2.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra mengatakan, kondisi ini dapat membuat tingkat kepercayaan pasar terhadap Dolar AS meningkat, yang disinyalir akan kembali menekan berbagai mata uang asing, termasuk Rupiah.
“Jadi, ada peluang pelemahan rupiah terhadap dolar AS lagi hari ini ke area Rp16.480 dengan potensi support di sekitar Rp16.380,” kata Aris dalam keterangan tertulis, Selasa, 4 Februari 2025.
BERITA TERKAIT: