Berdasarkan data pasar, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives melanjutkan tren menguatnya 0,19 persen ke level 4.290 Ringgit per ton pada perdagangan Jumat 31 Januari 2025.
Sementara selama satu pekan, harga CPO berjangka mencatatkan kenaikan mingguan kedua dengan kenaikan sekitar 1,83 persen.
Seperti dikutip Trading Economics pada Sabtu 1 Februari 2025, sentimen ini dibayangi ketegangan dagang baru antara Amerika Serikat (AS) dan China, setelah Presiden Donald Trump menetapkan tenggat waktu 1 Februari untuk menerapkan tarif 10 persen pada barang dari China daratan.
Ke depan, permintaan CPO diprediksi meningkat mulai Maret, didorong oleh kebutuhan menjelang bulan puasa dan perayaan Idul Fitri pada April.
Proyeksi dari Malaysian Palm Oil Council (MPOC) memperkirakan harga akan bergerak di kisaran 4.250 hingga 4.550 Ringgit pada kuartal I-2025.
Trader minyak kelapa sawit David Ng mencatat permintaan ekspor CPO yang lemah, terutama dari India, akibat berkurangnya daya saing dibandingkan minyak nabati pesaing lainnya.
"Kami memperkirakan harga berada di kisaran 4.100 hingga 4.300 Ringgit pekan depan," ujarnya kepada Bernama.
BERITA TERKAIT: