Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mata Uang Emerging Market Terus Melemah, Ringgit Paling Tergelincir

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 01 Februari 2025, 07:08 WIB
Mata Uang Emerging Market Terus Melemah, Ringgit Paling Tergelincir
Ilustrasi/Net
rmol news logo Mata uang  emerging market mengalami tekanan pada perdagangan Jumat 31 Januari 2025. 

Tekanan ini dipicu karena pedagang di pasar keuangan global cenderung mengamankan aset portofolio keuangan mereka ke instrumen yang lebih aman seperti mata uang Dolar AS, juga karena penerapan tarif baru oleh Presiden Donald Trump untuk impor dari Kanada, Meksiko, dan kemungkinan China. 

Emerging market adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan negara berkembang yang mulai terlibat dalam pasar global dan sering mengalami fluktuasi Harga. 

Dikutip dari Reuters, di antara mata uang Asia, Won Korea Selatan dan Ringgit Malaysia turun paling tajam, masing-masing 1,4 persen. 

Rupiah juga turun 0,3 persen. 

Nilai tukar Rupiah pada penutupan perdagangan akhir pekan ini melemah 49 poin ke posisi 16.305 per Dolar AS dari sebelumnya 16.257 per Dolar AS.

Rupee India juga tergelincir ke level terendah sepanjang masa. Para pedagang memperkirakan Reserve Bank of India (RBI) mungkin akan turun tangan untuk mendukung mata uang ini.

Hanya Baht Thailand yang mempu mencatatkan kenaikan terhadap Dolar AS. 

Indeks Dolar menguat sehari sebelum Trump mengancam akan mengenakan tarif 25% untuk impor dari Kanada dan Meksiko.

Sejak Donald Trump terpilih kembali sebagai Presiden AS, kebijakan tarif seringkali memberikan sentimen positif terhadap dollar AS dan mempengaruhi pelemahan rupiah.

Trump mengatakan bahwa ia masih mempertimbangkan tarif baru untuk impor barang dari China, dengan alasan bahwa China terlibat dalam perdagangan fentanil.

Meksiko, Kanada, dan China adalah tiga mitra dagang terbesar AS, dengan nilai impor dan ekspor tahunan mencapai lebih dari 2,1 triliun Dolar AS.

Para analis di Barclays mengatakan, ancaman tarif terhadap mata uang EM "hanya tertunda".

Para analis juga melihat adanya peluang bagi baht Thailand dan peso Filipina untuk terdepresiasi lebih lanjut. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA