Sementara pantauan dari sesi perdagangan saham di Asia memperlihatkan, belum meyakinkan nya sentimen positif yang tersedia. Sentimen terkini yang bersahabat datang dari Jepang, dengan pertumbuhan penjualan ritel yang mencapai 3,7 persen pada Desember 2024 lalu. Data ini kemudian berpadu dengan rilis tingkat pengangguran yang sebesar 2,4 persen atau berada lebih kecil dari ekspektasi investor. Namun dua rilis data positif tersebut tertepis oleh data lain menyangkut produksi industri yang turun pada Desember lalu sebesar 1,1 persen.
Mixednya rilis data dari Jepang tersebut akhirnya gagal memberikan sokongan optimisme di Asia. Dan di tengah situasi mixednya sentimen dari Jepang ini muncul pernyataan terkini Presiden AS Donald Trump yang memperbarui ancamannya pada blok negara BRICS. Trump dalam pernyataan terkininya menekankan akan mengenakan tarif masuk sebesar 100 persen bagi negara-negara BRICS bila meninggalkan mara uang Dolar AS.
Sekalipun demikian, kinerja Indeks di Asia akhirnya tetap mencoba bertahan positif meski dalam rentang terbatas. Hingga sesi perdagangan penutupan pekan ini berakhir, Jumat 31 Januari 2025, Indeks Nikkei (Jepang) naik moderat 0,15 persen di 39.572,49, sementara Indeks ASX200 (Australia) naik 0,45 persen di 8.532,3 dan indeks KOSPI (Korea Selatan) terjungkal curam 0,77 persen di 2.517,37.
terkhusus pada indeks KOSPI, gerak turun curam lebih diakibatkan usai menjalani libur panjang tahun baru, di mana sentimen terhajarnya saham-saham teknologi oleh rilis aplikasi artificial intelligence DeepSeek yang telah merontokkan bursa saham Wall Street. Pantauan juga menunjukkan, kinerja saham SK Hynix, saham pabrikan chip terkini yang merupakan pemasok utama Nvidia yang ambruk hingga 11 persen di sesi hari ini. Keruntuhan juga dilaporkan mendera saham pesaingnya, Samsung Elektronics yang terpangkas lebih dari 2 persen.
Kinerja mengesankan justru berhasil dicetak IHSG dengan mampu melakukan rebound teknikal secara signifikan. Pantauan RMOL memperlihatkan, tiadanya sentimen domestik yang tersedia membuat pelaku pasar terfokus perhatiannya pada rangkaian sentimen global yang sesungguhnya tak terlalu memberikan arahan optimisme namun juga tidak memberikan pijakan pesimisme. Pelaku pasar di Jakarta kemudian mencoba mengevaluasi tekanan jual berlebihan yang telah terjadi di sesi kemarin dan rebound teknikal kemudian terjadi dengan tajam untuk sekaligus mengatasi sentimen DeepSeek di hari sebelumnya.
Hingga sesi perdagangan ditutup, IHSG tercatat singgah di 7.109,19 atau melonjak 0,51 persen. IHSG terpantau sempat meninju titik tertingginya di 7.174,74 atau melambung tajam 1,43 persen. Gerak IHSG terkesan konsisten mengikis penguatan di ujung sesi perdagangan sore. Pantauan lebih rinci menunjukkan, kinerja saham unggulan yang berkontribusi sangat besar pada gerak balik lonjakan IHSG. Hampir seluruh saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan mencetak lonjakan signifikan, seperti: BBRI, BBCA, BBNI, TLKM, ADRO, ASII, UNTR, INDF, PTBA, ISAT, dan CPIN.
Bank BNI Dekati Level Psikologis Rp5.000Tinjauan khusus pada saham Bank BNI 46 memperlihatkan, kinerja penguatan yang cukup meyakinkan dalam lebih dari dua pekan sesi perdagangan terakhir. Kenaikan tajam BBNI pada sesi hari ini, seakan mencerminkan kemampuan untuk membungkam sentimen kurang menguntungkan dari pernyataan Presiden AS Donald Trump.
Kinerja penguatan yang lumayan konsisten dalam dua pekan terakhir, membuat saham berkode BBNI tersebut telah membentuk tren penguatan yang solid sebagaimana terlihat pada chart terkini berikut:
IMG_20250131_160839.jpg
Sumber: finance.yahoo.com
Tinjauan teknikal memperlihatkan, tren penguatan yang sesungguhnya telah terbentuk sejak sesi 21 Januari lalu, namun sedikit terhambat hingga datangnya masa libur panjang. Dan gerak naik yang kembali berlanjut dalam dua hari sesi perdagangan terakhir telah membuat BBNI kini semakin dekat dengan level psikologis di Rp5.000. Pantauan terkini menunjukkan, BBNI yang melompat tajam 2,8 persen dengan ditutup di Rp4.770 dengan sempat mencetak harga termahalnya di Rp4.880 atau melambung fantastis 5,17 persen.
Sentimen positif domestik yang diperkirakan akan terjadi pada sesi perdagangan Senin awal pekan depan dari rilis data indeks PMI manufaktur dan Inflasi bulanan, sangat membuka lebar peluang bagi BBNI untuk menembus level psikologis Rp5.000. Sistem teknikal yang dikembangkan tim riset RMOL bahkan memperlihatkan peluang dan potensi BBNI untuk mencapai kisaran Rp5.160 bila sentimen domestik pekan depan mampu memberikan optimisme.
BERITA TERKAIT: