Berdasarkan laporan Departemen Perdagangan AS, produk domestik bruto (PDB) negara tersebut mencatatkan pertumbuhan 2,3 persen pada kuartal IV-2024, turun dari 3,1 persen pada kuartal sebelumnya.
Seperti dikutip dari
AFP pada Jumat 31 Januari 2025, meski pertumbuhan mengalami perlambatan, ekonomi AS dinilai tetap tangguh di tengah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang masih relatif tinggi.
"Konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah termasuk di antara pendorong di balik pertumbuhan tahun lalu," kata Departemen Perdagangan AS.
Pasar tenaga kerja yang solid juga menjadi salah satu pilar ketahanan ekonomi AS. Tingkat pengangguran yang rendah dan kenaikan upah memungkinkan konsumen tetap aktif berbelanja.
Selain itu, sejumlah bencana yang terjadi sepanjang tahun 2024 turut mendorong peningkatan konsumsi masyarakat.
"Pengeluaran konsumen untuk barang dan jasa menjadi pendorong utama pertumbuhan," ujar Wakil Kepala Ekonom Mortgage Bankers Association, Joel Kan.
Sementara itu, The Fed pada awal 2025 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25-4,5 persen, setelah melakukan beberapa kali pemangkasan pada akhir tahun lalu.
Bank sentral AS dinilai masih berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneternya guna menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.
BERITA TERKAIT: