Data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menunjukkan jumlah tersebut mencapai 64.288 orang, naik lebih dari 11 ribu dibandingkan September 2024 dengan angka PHK mencapai 52.993 pekerja.
Dalam hal ini, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan PHK tertinggi mencapai 14.501 orang, yang mayoritas terjadi di sektor padat karya seperti industri garmen.
"Ya kebanyakan di sektor padat karya," kata Kepala Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) Provinsi DKI Jakarta Hari Nugroho dikutip Jumat 22 November 2024.
Saat ini Kemnaker, kata Hari, tengah berupaya untuk membantu para pekerja yang terdampak PHK, agar bisa kembali mendapatkan pekerjaan, salah satunya melalui pelatihan skill hingga penyelenggaraan job fair. Selain itu, Heri juga menyarankan para pekerja untuk beralih ke industri yang masih stabil seperti otomotif.
"Yang jelas yang masih oke sih, sektor industri makanan dan minum, kemudian sektor yang otomotif masih oke," tuturnya.
"Tentunya kalau dulu dia selaku yang di-PHK, pada saat dia di padat karya, di garmen gitu ya, kita bisa latih melalui apakah mau beralih ke otomotif, apakah pendingin, nah nanti kita latih," sambungnya.
Selain Jakarta, Provinsi Jawa Tengah juga menyumbang PHK terbanyak sebesar 12.492 tenaga kerja dan Banten 10.702 tenaga kerja yang terdampak PHK.
BERITA TERKAIT: