Terutama di masa pemerintahan baru nanti, BEI berharap akan ada tambahan suplai dari perusahaan pelat merah dengan kapasitas IPO yang besar.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengungkapkan, program IPO BUMN dapat terus berlanjut di bawah pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
"Juga Menteri dan Wakil Menteri BUMN yang akan menjabat nantinya dapat mendukung keberlanjutan program-program ini, sehingga semakin banyak perusahaan BUMN yang bisa masuk ke pasar modal dan berkontribusi pada pengembangan ekonomi nasional," kata Imam Rachman, di Jakarta, dikutip Jumat 18 Oktober 2024.
Saat ini terdapat sebanyak 14 BUMN yang telah melantai di BEI dengan sebagian masuk dalam kelompok indeks LQ45 atau saham-saham pilihan dengan likuiditas tinggi.
Kontribusi emiten berstatus plat merah ini, lanjut Iman, mampu mengontribusikan 60 persen dari rata-rata nilai transaksi harian (RNTH).
Hingga 11 Oktober 2024, BEI mencatat sebanyak 27 perusahaan masih dalam antrian pipeline IPO. Namun, dari total tersebut, belum ada satupun perusahaan pelat merah.
Sebelumnya pemerintah melalui Kementerian BUMN juga sebelumnya telah memastikan sejumlah Holding perusahaan pelat merah akan melantai di bursa.
Rencana IPO tersebut menyasar kepada Holding BUMN Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID), PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney, dan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, yang terbilang memiliki aset cukup besar.
Meski demikian, Arya mengatakan, pihaknya perlu mempersiapkan berbagai perhitungan nilai ekonomisnya, termasuk peluang momentum pasar berdasarkan lini bisnisnya, seperti yang sebelumnya terjadi kepada PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
Sempat beredar kabar, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) digadang-gadang masuk ke BEI pada 2023. Namun rencana tersebut harus kandas, lantaran Kementerian BUMN menilai kondisi pasar kurang menarik.
BERITA TERKAIT: