Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kabinet Prabowo Jinakkan Wall Street, IHSG Bertahan di Atas 7.600

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-5'>ADE MULYANA</a>
OLEH: ADE MULYANA
  • Rabu, 16 Oktober 2024, 21:16 WIB
Kabinet Prabowo Jinakkan Wall Street, IHSG Bertahan di Atas 7.600
Presiden terpilih, Prabowo Subianto (Foto: tangkapan layar)
rmol news logo Setelah mampu membukukan lonjakan tajam di sesi perdagangan kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) masih mampu bertahan di sesi pagi ini, Rabu 16 oktober 2024. Kinerja IHSG ini tergolong istimewa mengingat terjadi di tengah kelesuan seluruh bursa saham di dunia. Sentimen dari proses pembentukan kabinet oleh presiden terpilih Prabowo Subianto, nampaknya manjur dijadikan pijakan sikap optimis investor di Jakarta.

Serangkaian laporan sebelumnya menyebutkan, seluruh indeks Wall Street yang berakhir runtuh dalam rentang tajam. Pelaku pasar di bursa saham terbesar dunia itu disebutkan sedang menantikan ketidakpastian menyangkut rilis kinerja kuartalan sejumlah emiten dan juga rangkaian proses pemilihan umum. Ditambah dengan telah tercetaknya rekor tertinggi barunya indeks, aksi profit taking akhirnya menghajar Wall Street untuk meruntuhkan indeks.

Laporan rinci menunjukkan, indeks DJIA yang menutup dengan rontok 0,75 persen di 42.740,42, sedangkan indeks S&P500 terpangkas 0,76 persen di 5.815,26, dan indeks Nasdaq yang terjun 1,01 persen setelah berakhir di 18.315,59. Situasi suram di Wall Street kemudian menjalar di sesi perdagangan Asia pada Rabu pagi dengan aksi tekanan jual nyaris merata di seluruh bursa saham utama.

Hingga ulasan ini disunting, indeks Nikkei (Jepang) memimpin keruntuhan Asia dengan ambruk 1,76 persen di 39.206,71, penurunan dalam rentang tajam juga mendera indeks KOSPI (Korea Selatan) yang tergerus 0,52 persen di 2.619,73. Sedangkan indeks ASX200 (Australia) melemah moderat 0,27 persen di 8.296,2.

Namun kepungan sentimen suram dari bursa global terlihat tak cukup ampuh untuk menyeret IHSG di Jakarta dalam zona penurunan tajam. Pantauan menunjukkan, kinerja IHSG yang bahkan mampu bertahan di zona positif moderat meski ditutup tergelincir di zona pelemahan tipis. IHSG kemudian menutup sesi pagi dengan turun sangat tipis 0,04 persen di 7.623,99.

Kinerja positif IHSG kali ini juga tercermin dalam pola gerak saham unggulan yang terlihat bervariasi. Sejumlah saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan berhasil bertahan di zona kenaikan, seperti: BBRI, TLKM, ASII, ISAT, SIDO, ITMG, SMGR, dan JPFA. Sedangkan sejumlah saham unggulan lain masih terpeleset turun, seperti: BBNI, TLKM, ADRO, PTBA, PGAS, INDF dan ICBP.

Setidaknya terdapat dua sentimen domestik yang menjadi andalan pelaku pasar di Jakarta untuk berkukuh melawan sentimen suram di bursa global. Sentimen pertama datang dari ekspektasi pembentukan kabinet Prabowo Subianto yang sedang berlangsung, di mana investor berharap format dan arah pemerintahan baru yang lebih bersahabat dalam mendongkrak perekonomian nasional.

Sementara sentimen kedua datang dari ekspektasi dari rilis keputusan suku bunga oleh Bank Indonesia serta pertumbuhan kredit yang diagendakan dilakukan menjelang sore jam 14.20 wib. Optimisme terhadap dua sentimen domestik tersebut kemudian mampu menahan gelombang kesuraman yang sedang mendera pasar global dan Asia. Tekanan jual dalam taraf terbatas memang terlihat dalam pola gerak sejumlah saham unggulan, namun aksi akumulasi sejumlah saham unggulan lain mampu menepisnya.

Rupiah Berbalik Melonjak

Kabar positif juga datang dari pasar valuta, di mana nilai tukar Rupiah mampu membukukan lonjakan tertajam di Asia. Usai terseret dalam zona merah di sesi perdagangan kemarin, Rupiah terlihat kukuh menjejak penguatan di sepanjang sesi pagi ini.

Laporan deri pasar global menunjukkan, gerak melemah yang masih berlanjut pada seluruh mata uang utama dunia, meski dalam taraf yahg lebih moderat. Hingga sesi perdaganan Rabu siang, nilai tukar Euro Poundsterling Dolar Australia dan Dolar Kanada masih cenderung terjebak di titik terlemahnya dan sekaligus menembus level psikologis nya.

Namun kesuraman yang mendera mata uang utama dunia tersebut tak terlalu berimbas pada mata uang Asia. Pantauan terkini menunjukkan, hampir seluruh mata uang Asia yang mampu menginjak zona penguatan. Mata uang Asia tercatat hanya menyisakan Dolar Hong Kong dan Rupee India serta Baht Thailand yang masih bertengger di zona pelemahan tipis dan rentan untuk beralih ke zona penguatan.

Sedangkan Rupiah tercatat sempat mencetak penguatan tertajam di Asia namun kemudian diungguli oleh Ringgit Malaysia. Terkini, Rupiah melonjak 0,26 persen dengan bertengger di kisaran Rp15.534 per Dolar AS. Menonjolnya penguatan Rupiah kali ini benar-benar mencerminkan upaya pelaku pasar dalam mempertimbangkan dan mengantisipasi dua sentimen domestik dari ekspektasi pembentukan kabinet Prabowo Subianto dan rilis Bank Indonesia.rmol news logo article
EDITOR: ADE MULYANA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA