Seperti dikutip Bloomberg, PBOC mempertahankan suku bunga pinjaman utama (LPR) satu tahun di 3,35 persen.
Sementara itu, LPR lima tahun atau acuan untuk kredit jangka panjang ditahan sebesar 3,85 persen.
Menurut para ekonom, PBOC enggan mengikuti langkah The Fed yang memangkas suku bunganya pada pekan ini.
"PBOC tidak ingin memberi kesan bahwa mereka mengikuti jejak The Fed," kata Ekonom Bloomberg Economics, Eric Zhu.
Meski demikian, keputusan ini sesuai dengan yang diprediksikan pada ekonom dalam survei Bloomberg. PBOC sebelumnya telah memangkas suku bunga pada Juli 2023 lalu.
"Mereka mungkin juga ingin melihat terlebih dahulu dampak dari pemangkasan suku bunga pada Juli lalu," kata Zhu.
Namun, PBOC diprediksi akan melonggarkan kebijakan moneternya pada akhir 2024. Pekan lalu, bank sentral itu mengindikasikan bahwa mereka sedang mempersiapkan kebijakan tambahan untuk menghidupkan kembali perekonomian yang tengah lesu.
Bloomberg Economics memperkirakan PBOC akan memangkas suku bunga kebijakannya setidaknya 10 basis poin pada kuartal IV-204. Hal ini akan memberi bank-bank lebih banyak ruang untuk menurunkan suku bunga pinjaman mereka.
“Kami masih memprediksi pelonggaran kebijakan moneter lanjutan dalam waktu dekat, mengingat penurunan momentum ekonomi yang mengancam pencapaian target pertumbuhan ekonomi lima persen tahun ini,” kata Kepala Strategi Makro Standard Chartered Becky Liu.
BERITA TERKAIT: