Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, Kementeriannya akan memberikan pendampingan, akselerasi, serta inkubasi kepada sejumlah startup.
Ia menekankan pentingnya menghubungkan hasil-hasil penelitian, baik dari perguruan tinggi maupun dari proposal terbuka, dengan dunia industri.
Di sisi lain, Teten mengakui, KemenkopUKM perlu dukungan dan kolaborasi erat dengan berbagai kementerian, lembaga, asosiasi, dan juga mitra strategis lainnya untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan start up.
"Penelitian jangan hanya berhenti di publikasi ilmiah, tetapi harus bisa dihilirisasi, diindustrialisasi, dan dikomersialkan," katanya di Jakarta, dikutip Kamis (19/9).
Salah satu lembaga yang dapat berperan aktif dalam proses hilirisasi ini adalah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Teten mengatakan bahwa pihaknya telah membuka komunikasi dengan BRIN agar hasil-hasil riset dari para akademisi dan profesional dapat langsung dimanfaatkan oleh para startup dalam mengembangkan produk dan layanan yang inovatif.
Selain dukungan dari BRIN, Teten juga menyoroti pentingnya peran inkubator dalam ekosistem startup. Inkubator, baik yang ada di kampus maupun di sektor swasta, diharapkan dapat memberikan pendampingan yang komprehensif kepada startup, mulai dari tahap ide hingga tahap komersialisasi.
"Dengan adanya ekosistem yang kuat, startup Indonesia akan lebih mudah mengakses pendanaan dari venture capital global," kata Teten.
BERITA TERKAIT: