Chief Executive Officer JPMorgan Indonesia Gioshia Ralie mengatakan proyeksi itu terlihat seiring dengan tingginya kemungkinan The Fed dalam memangkas suku bunganya pada September ini.
"Bank Indonesia akan memangkas 50 bps pada bulan September-Desember tahun ini dan 50 bps lagi pada semester satu 2025," katanya dalam lembar fakta Indonesia’s 2H2024 Outlook Media Briefing, dikutip Jumat (6/9).
Menurutnya, pemangkasan suku bunga The Fed akan menguntungkan Indonesia dari sisi arus modal dan likuiditas.
JP Morgan yakin, sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti bank, properti, dan otomotif akan mendapatkan keuntungan dari potensi pelonggaran moneter ini.
Di sisi lain, sebagian besar bank di Indonesia disebut tidak akan mengalami ekspansi Net Interest Margin (NIM) selama siklus penurunan suku bunga.
"Namun, bank-bank tersebut dapat memperoleh manfaat dari peningkatan likuiditas dan arus modal," ujarnya.
Selain itu, aset-aset berdurasi panjang seperti perusahaan berbasis internet dan bank digital dapat menjadi penerima manfaat dari tren suku bunga yang lebih rendah.
Sebagai informas, BI dalam Rapat Dewan Gubernur pada 20-21 Agustus 2024 memutuskan kembali menahan suku bunga acuan di level 6,25 persen. Dengan keputusan tersebut, suku bunga deposit facility dan lending facility juga masih ditahan yang masing-masing sebesar 5,5 persen dan 7 persen.
BERITA TERKAIT: