Pasalnya, bendungan tersebut membuat Pemerintah harus merogoh kocek sebesar Rp3,5 triliun, atau setara tiga kali lipat dari proyek-proyek bendungan sebelumnya.
Mahalnya bendungan tersebut pun diakui oleh Jokowi saat meresmikannya pada Kamis (29/8).
"Dari 44 bendungan yang sudah saya resmikan, ini adalah bendungan yang menelan biaya paling besar Rp3,5 triliun. Biasanya Rp800 miliar, Rp1 triliun atau Rp1,5 triliun," kata Jokowi.
Jokowi menjelaskan bendungan termahal ini memiliki luas 243 hektare dengan volume daya tampung air 81 juta meter kubik.
Bendungan ini, kata Jokowi memiliki berbagai fungsi penyediaan air bersih. Salah satunya menjadi sumber pengairan sawah dengan kemampuan mengairi irigasi seluas 11.200 hektare.
"Kita harapkan ini manfaatnya betul-betul multifungsi, baik untuk air baku, baik untuk air irigasi, baik untuk pengendalian banjir, dan juga pembangkit listrik," ujarnya.
Menurutnya, air akan menjadi persoalan di masa mendatang jika tidak dikelola sejak sekarang. Untuk itu, ia menegaskan komitmen pemerintah menyediakan air bersih untuk masyarakat.
"Jika tidak dikelola dengan baik, air dapat menjadi sebuah bencana. Tanpa air, tidak ada kehidupan. Tanpa air, tidak ada makanan. Oleh sebab itu, air harus dikelola dengan baik karena setiap tetesnya itu sangat-sangat berharga," ujarnya.
Dengan beroperasinya Bendungan Leuwikeris, Jokowi tercatat telah membangun 45 bendungan. Selain itu ia juga membuat 1,1 juta hektare irigasi baru dalam 10 tahun terakhir selama menjabat sebagai kepala negara.
BERITA TERKAIT: