Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam konferensi pers Rabu (21/8) mengatakan rupiah terus cerah dengan berada di level Rp15.430 per Dolar AS.
“Nilai tukar Rupiah menguat didukung oleh bauran kebijakan moneter Bank Indonesia, meningkatnya aliran masuk modal asing, dan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global,” kata Perry di Gedung Thamrin, Jakarta.
Menurut Perry, penguatan ini lebih tinggi dibandingkan apresiasi mata uang regional seperti Baht Thailand, Yen Jepang, Peso Filipina, dan Won Korea, yang hanya sebesar 4,22 persen, 3,25 persen, 3,20 persen, dan 3,04 persen.
“Dengan perkembangan tersebut, apabila dibandingkan dengan level akhir Desember 2023, tingkat depresiasi Rupiah lebih kecil dari depresiasi Rupee India, Peso Filipina, dan Won Korea,” tambahnya.
Ke depannya, gubernur BI itu optimis nilai tukar rupiah akan cenderung menguat seiring dengan menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil, serta komitmen kebijakan BI.
“Seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI,” tuturnya.
BERITA TERKAIT: