Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menyebutkan hal itu bisa tercapai apabila ritel masuk ke niaga digital atau e-commerce, kegiatan jual beli yang dilakukan menggunakan sarana media elektronik.
Karena itu, PPN/Bappenas menekankan agar transformasi digitalisasi di sektor ritel harus dilakukan.
Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS Laksmi Kusumawati mengatakan, penjualan ritel berpotensi meningkat hingga 1,4 triliun Dolar AS atau setara Rp21,94 quadriliun (kurs Rp15.675 per Dolar AS) atau hampir menyentuh Rp22 quadriliun.
Angka ini merupakan estimasi penjualan ritel yang diprediksi meningkat pada periode tahun 2022 sampai 2027.
"Ke depan, penggunaan digitalisasi akan mengalami peningkatan. E-commerce akan menjadi saluran ritel dengan pertumbuhan tercepat 24 persen dari penjualan ritel. Juga ada peningkatan penjualan karena adanya e-commerce ritel 1,4 triliun Dolar AS," kata Laksmi, dalam Gambir Trade Talk 'Transformasi Ritel Modern di Era Digitalisasi: Peluang dan tantangan' di Jakarta, dikutip Kamis (15/8).
Transformasi digital memberikan lebih banyak peluang bagi industri ritel melalui belanja digital, analisis data konsumen, dan teknologi realitas virtual (VR).
"Pelaku bisnis ritel dapat menciptakan pengalaman belanja yang lebih kompetitif dan mendorong pertumbuhan bisnis melalui pemanfaatan teknologi," katanya.
BERITA TERKAIT: