Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Saham GOTO Masih Mager, IHSG Terabas 7.300

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-5'>ADE MULYANA</a>
OLEH: ADE MULYANA
  • Jumat, 19 Juli 2024, 07:15 WIB
Saham GOTO Masih Mager, IHSG Terabas 7.300
Tangkapan layar chart saham GOTO selama enam buoan terakhir
rmol news logo Kejutan mewarnai jalannya sesi perdagangan Kamis, 18 Juli 2024 di Bursa Saham Indonesia. Di tengah kepungan sentimen suram dari pasar global, pelaku pasar di Jakarta justru terlihat yakin dengan melawan arus. Aksi akumulasi sejumlah besar saham unggulan terlihat merata hingga menghantarkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak curam.

Sementara laporan dari sesi perdagangan di Bursa Utama Asia memperlihatkan, kepanikan pelaku pasar yang tak tertahankan hingga melongsorkan indeks dengan tajam. Informasi yang beredar menyebutkan, pelaku pasar di Asia yang jatuh dalam kepanikan usai permerintahan Biden sedang  mempertimbangkan pembatasan atau larangan yang lebih keras dan tegas pada penjualan mesin vital pembuat chip ke perusahaan China.

Langkah tersebut diambil terutama ditujukan menghambat kemajuan perusahaan China dalam membuat chip canggih secara mandiri. Kabar tersebut kemudian menjadi biang aksi jual saham-saham sektor teknologi di Wall Street hingga meruntuhkan Indeks Nasdaq dengan tajam. Sentimen tersebut kemudian berlanjut hingga sesi perdagangan di Asia dengan merontokkan sejumlah saham  teknologi di Jepang dan Korea Selatan.

Tekanan jual masif akhirnya terjadi di Asia hingga menjungkalkan indeks dengan sangat tajam. Terlebih pada indeks Nikkei (Jepang) yang tersungkur hingga 2,36 persen setelah menutup sesi di 40.126,35. Laporan menunjukkan, saham-saham teknologi yang menjadi pemasok TSMC terdiskon secara besar besaran hingga merontokkan indeks Nikkei.

Laporan serupa juga terjadi di bursa Saham Korea Selatan, di mana indeks KOSPI terbabat 0,67 persen dengan menutup sesi di 2.824,35. Gerak koreksi juga terjadi pada indeks ASX 200 (Australia) yang turun 0,27 persen dengan berakhir di 8.036,5.

Menariknya, kesuraman yang menenggelamkan Asia terlihat tak berpengaruh di Bursa Saham Indonesia. IHSG terlihat mampu membukukan penguatan tajam dan bahkan terpantau konsisten menapak penguatan tajam di sepanjang sesi perdagangan. IHSG kemudian menutup sesi perdagangan dengan melambung 1,34 persen di 7.321,07 dan sekaligus mampu menerabas level psikologisnya di 7.300.

Pantauan dari jalannya sesi perdagangan menunjukkan, Saham unggulan yang masuk dalam jajaran IDX30 yang berkontribusi signifikan dalam kenaikan IHSG kali ini. Laporan menunjukkan, Indeks IDX30 yang kali ini melompat 1,46 persen di 461,44.  Lebih rinci, saham-saham IDX30 yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan, seperti: BBRI naik 2,73 persen di Rp 4.890,  BBNI naik 1,5 persen di Rp 5.075,  BMRI naik 1,55 persen di Rp 6.550, BBCA naik 3,06 persen di Rp 10.100, serta ADRO naik 4,48 persen di Rp 3.030.

Laporan lebih jauh juga menunjukkan, saham teknologi GOTO yang terlihat masih mager alias malas gerak. Saham dari perusahaan yang dikomandoi Garibaldi Thohir, kakak dari Menteri BUMN Erick Thohir ini sesungguhya lagi apes terimbas sentimen suram dari saham-saham teknologi di pasar global. Namun gerak saham GOTO justru terlihat masih berupaya naik. Saham GOTO menutup sesi hari ini dengan tak berubah alias flat di Rp 51.

Pantauan menunjukkan, harga saham GOTO yang telah akrab di kisaran Rp 50-an sejak pertengahan Juni lalu. Saham GOTO bahkan sering mandek di Rp 50 dalam beberapa pekan terakhir. Chart di atas memperlihatkan gerak saham GOTO dalam 6 bulan terakhir.

Rupiah Terkoreksi

Laporan mengesankan di Bursa Saham Indonesia terlihat tak sejalan dengan nilai tukar Rupiah. Pasar Uang Asia terlihat nyaris seragam jatuh dalam tekanan jual. Mata uang Asia terpantau hanya menyisakan Yuan China yang masih bertahan di zona penguatan tipis. Yuan juga terlihat rentan untuk beralih ke zona pelemahan.

Selebihnya, termasuk Rupiah, terdampar di zona pelemahan. Pantauan terkini menunjukkan, Rupiah yang ditransaksikan di kisaran Rp 16.153 per Dolar AS atau merosot 0,37 persen. Sebagaimana dimuat dalam ulasan sebelumnya, gerak melemah Rupiah ini yang sangat wajar dalam tinjauan teknikal, usai membukukan penguatan signifikan dalam beberapa hari sesi perdagangan sebelumnya. Tren penguatan Rupiah juga masih berlangsung meski terjadi koreksi.[]

ARTIKEL LAINNYA