Menurut juru bicara IMF, Julie Kozack, suku bunga itu akan turun di tengah proses disinflasi yang sedang berlangsung di negeri Paman Sam itu.
Seperti dikutip
Reuters, Jumat (12/7), data terbaru menunjukkan bahwa indeks harga konsumen AS telah turun 0,1 persen bulan lalu. Penurunan bulanan ini menjadi yang pertama dalam empat tahun terakhir.
"Kami memperkirakan bahwa The Fed akan berada dalam posisi untuk menurunkan suku bunganya pada akhir tahun ini,” kata Kozack.
Lembaga keuangan global itu lebih lanjut mengimbau The Fed agar mengambil kebijakan secara hati-hati dan penuh perhitungan.
“Kami mendukung pendekatan kebijakan moneter The Fed berdasarkan data data dan hati-hati," tuturnya.
Dalam hal ini, juru bicara IMF itu mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi AS sejauh ini sangat tangguh. Belanja federal yang besar untuk investasi di bidang infrastruktur, energi ramah lingkungan, dan semikonduktor diyakini akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan terhadap perekonomian.
Meski demikian, Kozack mengulangi saran IMF baru-baru ini agar AS dapat mengendalikan tumpukan utangnya.
“Saat ini defisit fiskal terlalu tinggi, dan inilah saatnya, terutama ketika perekonomian sedang kuat, untuk mengambil tindakan agar rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) berada pada jalur penurunan yang signifikan," kata Kozack.
IMF memperkirakan pembayaran bunga bersih AS atas utang federal diperkirakan mencapai 3,2 persen dari PDB pada tahun fiskal 2024, yang berakhir pada 30 September. Angka ini naik dari 2,4 persen pada tahun fiskal 2023 karena suku bunga yang lebih tinggi.
"Rasio ini akan tetap tinggi bahkan dalam jangka menengah karena defisit dan tingkat utang yang terus tinggi," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: