Seperti dikutip
Reuters, minyak mentah berjangka Brent tercatat naik 0,2 persen menjadi 86,54 dolar AS (Rp1,41 juta) per barel.
Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS juga menanjak 0,3 persen menjadi 81,98 dolar AS (Rp1,34 juta) per barel.
Naiknya harga minyak ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas antara Israel dan Hizbullah di Lebanon dan mempengaruhi harga minyak.
Perang yang semakin meluas di Timur Tengah ini ditakutkan akan menarik negara-negara seperti Iran, salah satu eksportir minyak terbesar di kawasan tersebut untuk ikut berkonflik.
Turki sendiri sebelumnya juga sudah menyatakan solidaritas terhadap Lebanon dan meminta dukungan pemerintah regional.
Selain itu, pasokan minyak ikut tertekan imbas dari gangguan cuaca yang dapat memburuk dalam beberapa minggu mendatang. Sebagai informasi, hujan lebat telah menyebabkan produksi Ekuador turun 100 ribu barel per hari selama seminggu terakhir.
Pantai Teluk AS, yang merupakan rumah bagi sebagian besar infrastruktur energi dan ekspor negara tersebut juga dapat terkena dampak cuaca buruk dalam beberapa hari mendatang. Pusat Badai Nasional AS melacak ada potensi topan menuju ke wilayah tersebut.
BERITA TERKAIT: