Di antaranya telah menggunakan alat seperti mesin pakan otomatis, sistem kincir dan alat pengukur kualitas air berbasis IOT dan tenaga surya. Selain itu, beberapa tambak juga dilengkapi instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) sehingga ramah lingkungan.
Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono pun berharap adanya Modeling Budidaya Ikan Nila Salin ini dapat memiliki dampak positif bagi masyarakat terutama bagi pembudidaya sebagai inspirasi bagi mereka untuk bagaimana melakukan pengembangan budidaya secara modern.
"Paling tidak model ini bisa menginspirasi para pelaku budidaya terutama rakyat. Walaupun mereka tidak bisa langsung nih membuat seperti ini, tapi paling tidak teknologinya bisa diadopsi sedikit-sedikit. Sehingga mudah-mudahan pembudidaya kecil ini bisa melakukan seperti ini dan bisa memproduksi nila salin dalam jumlah produksi yang cukup besar," ujar Ono dalam keterangannya yang diterima redaksi, Minggu malam (23/6).
Politisi Fraksi PDIP ini berharap Modeling Ikan Nila Salin di Karawang ini akan berhasil. Kemudian dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui pelatihan dan pendidikan serta adanya permodalan dari KKP terutama bagi pembudidaya rakyat.
"Sehingga, saya harapkan misalnya dulu ada ada Kampung Nila, Kampung Bandeng, Kampung Udang, ya paling tidak ada dimunculkan beberapa project yang melibatkan masyarakat misalnya membuat Kampung Nila Salin yang semuanya misalnya atas dorongan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan," tutur legislator dapil Jawa Barat VIII itu.
Modeling Budidaya Ikan Nila Salin ini dibangun mulai tahun 2023 dan memiliki luas 80 hektar. Total produksinya mencapai 7.020 ton/tahun atau senilai Rp196,5 miliar dengan asumsi harga jual ikan nila salin Rp28.000/kilogram.
"Yang penting Kementerian Kelautan dan Perikanan serius. Jangan ini hanya jadi model terus yang tidak pernah diaplikasikan ya ke masyarakat. Jadi kuncinya adalah serius dan harus bisa diaplikasikan ke masyarakat," tegasnya.
BERITA TERKAIT: