Dikutip dari
Reuters, Kamis (6/6) harga minyak mentah berjangka Brent tercatat naik 0,40 persen menjadi 78,72 dolar AS (Rp1,28 juta) per barel.
Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) dibanderol 74,48 dolar AS (Rp1,21 juta) per barel, atau naik 0,55 persen.
Kenaikan harga minyak ini terjadi setelah Reuter merilis hasil survei terhadap ratusan ekonom yang sebagian besar yakin The Fed akan menurunkan suku bunganya pada September.
"Sebanyak 74 dari 116 ekonom memperkirakan pemotongan pertama suku bunga The Fed ke kisaran 5,00 persen - 5,25 persen akan terjadi pada September 2024," tulis Reuters dalam laporan hasil surveinya.
Ekspektasi tersebut diyakini telah membuat harga minyak dunia menguat, karena suku bunga yang lebih rendah dapat menurunkan biaya pinjaman dan memberi insentif pada kegiatan ekonomi sehingga bisa meningkatkan permintaan minyak.
Selain itu penguatan juga dipicu aksi jual pasar yang dilakukan usai data inventaris AS menunjukkan bahwa stok minyak berlebih.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: