Mata uang Garuda itu berada di posisi Rp16.039 per dolar AS, atau melemah 0,38 persen dari posisi sebelumnya yang bertengger di kisaran Rp15.900.
Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang di kawasan Asia lainnya juga terpantau bergerak di zona merah. Seperti baht Thailand yang melemah 0,23 persen, peso Filipina 0,17 persen, yuan China 0,16 persen.
Selain itu won Korea Selatan juga minus 0,58 persen, dan Jepang 0,13 persen, serta ringgit Malaysia melemah 0,15 persen.
Sementara itu, pada perdagangan hari ini dolar Singapura menguat 0,01 persen, dolar Hong Kong 0,02 persen, dan rupee India 0,19 persen.
Pelemahan mata uang ini terjadi di tengah ketidakpastian Bank Sentral AS (The Fed) yang tidak kunjung memangkas suku bunganya yang tinggi.
Menurut pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra para pelaku pasar masih menunggu data baru dari notulen rapat moneter bank sentral AS yang akan dirilis Kamis pekan ini.
"Sentimen soal pemangkasan suku bunga acuan AS ini masih menjadi penggerak harga di pasar keuangan karena The Fed memang tidak pernah memberikan kepastian soal langkah selanjutnya tapi hanya memberikan indikasi,"katanya.
BERITA TERKAIT: