Dalam pernyataannya, Sartono mengatakan kerja sama dalam membangun Sustainability Hub dan International Institute of Sustainability Indonesia (IISI) di ibu kota baru itu merupakan bagian dari upaya Pertamina dalam mengembangkan SDM bidang sustainability.
“Berbagai upaya itu, adalah contoh nyata bagaimana perusahaan besar bisa mengambil peran proaktif dalam menghadapi tantangan global terkait perubahan iklim yang sedang kita alami,” kata Sartono, dikutip Senin (3/6).
Selain itu, Sartono menilai langkah Pertamina ini dapat menjadi benchmark bagi BUMN atau perusahaan besar lainnya untuk mengembangkan inisiatif serupa yang mempercepat tercapainya net Zero Emission (NZE) serta mendorong inovasi dan investasi dalam energi bersih.
"Makanya, berbagai upaya Pertamina layak diapresiasi," tuturnya.
Menurut Sartono, dalam mencapai transisi energi ke NZE dibutuhkan keahlian khusus dan pemahaman mendalam tentang teknologi serta praktik terbaik dalam energi bersih.
“Dengan program tersebut, Pertamina tidak hanya berkomitmen dalam penyediaan energi bersih, tetapi juga dalam menyiapkan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan dan kebutuhan masa depan industri energi,” imbuh Sartono.
“Terpenting, harus dari putra-putri terbaik bangsa. Dengan pelatihan yang memadai, SDM tersebut akan mampu merancang, mengimplementasikan, dan mengelola proyek-proyek energi berkelanjutan yang efektif dan efisien,” sambungnya.
SDM tersebut nantinya akan mampu mengadopsi teknologi terbaru yang ramah lingkungan, meningkatkan efisiensi energi, dan mengurangi emisi karbon.
Hal tersebut, kata Sartono dapat meningkatkan daya saing perusahaan di tingkat global dan memastikan kelangsungan bisnis di tengah perubahan regulasi dan ekspektasi pasar yang semakin mengutamakan keberlanjutan.
Adapun kerja sama antara Pertamina dan Bakrie Group ini akan disahkan oleh Presiden Joko Widodo(Jokowi) pada pekan ini melalui groundbreaking atau peletakan batu pertama dalam proyek tersebut.
BERITA TERKAIT: