Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) fluktuasi harga beras ini tidak hanya terjadi pada beras eceran, melainkan juga di tingkat grosir dan penggilingan.
"Di tingkat grosir pada Mei 2024 terjadi deflasi 3,11 persen secara mtm dani inflasi 10,30 secara yoy," kata Plt Kepala BPS, Amalia Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (3/6).
Sementara kenaikan harga beras di tingkat penggilingan mencapai 10,71 persen secara tahunan tapi turun 4,41 secara bulanan.
Selain itu, harga gabah di tingkat petani juga dilaporkan meningkat pada periode ini sebesar 2,73 persen secara bulanan, dan 8,40 persen secara tahunan untuk harga gabah kering panen (GKP).
Adapun harga gabah kering giling (GKG) tercatat naik 8,40 persen secara tahunan, dan turun 4,06 persen secara bulanan.
Secara keseluruhan, BPS mencatat inflasi Mei 2024 sebesar 2,84 persen (yoy), dan deflasi 0,03 persen (mtm), dengan penyumbang utama inflasi yaitu komoditas beras yang terpantau mahal pada bulan lalu.
"Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yaitu 6,18 persen dan memberikan andil 1,75 persen terhadap inflasi umum,"jelas Amalia.
BERITA TERKAIT: