Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (3/6) mengungkapkan bahwa penyumbang utama inflasi berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau.
"Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yaitu 6,18 persen dan memberikan andil 1,75 persen terhadap inflasi umum," kata Plt Kepala BPS, Amalia Widyansanti, dalam konferensi pers.
Amalia merinci penyumbang inflasi terbesar pada bulan ini yaitu beras, cabai merah, bawang merah, sigaret kretek mesin (SKM), hingga daging ayam ras dalam kelompok makanan.
Sementara dalam kelompok lainnya yang memberikan andil besar dalam inflasi ini yaitu emas perhiasan, dan transportasi udara.
Lebih lanjut, plt kepala BPS itu mengatakan ada 24 provinsi dari 38 provinsi di Indonesia yang mengalami inflasi secara bulanan, sementara 14 provinsi lainnya mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi secara bulanan tercatat terjadi di Papua Selatan sebesar 2 persen, sementara deflasi terdalam terjadi di Banten sebesar 0,52 persen.
"Secara tahunan, seluruh provinsi (di Indonesia) mengalami inflasi. Inflasi tertinggi (secara yoy) terjadi di Papua Tengah sebesar 5,39 persen, sedangkan terendah terjadi di Bangka Belitung dengan inflasi 1,25 persen," tuturnya.
BERITA TERKAIT: