Asisten Gubernur Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono, dalam pernyataannya menjelaskan bahwa penurunan itu terjadi karena pemerintah membayar utang luar negeri.
Meski mengalami penurunan, Erwin menegaskan bahwa posisi cadangan devisa itu masih dalam batas aman.
Ia pun merinci bahwa jumlah cadangan devisa itu masih setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Selain itu, cadangan devisa juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor, sehingga dianggap masih cukup untuk menjaga stabilitas ekonomi RI.
"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," ujar Erwin, pada Kamis (7/3).
BI optimis bahwa ke depannya cadangan devisa itu masih tetap memadai di masa depan.
"Ini didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga, seiring dengan sinergi respons bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tutur Erwin.
BERITA TERKAIT: