Dalam posisi itu, Meratus Line dapat berperan sebagai
feeder dengan mengumpulkan kargo di beberapa pelabuhan agar menerapkan
transhipment port terbesar di Tanjung Priok Jakarta.
Hal itu disampaikan GM KSO TPK Koja, Indra Hidayat Sani dalam acara Media Gathering bertema “Memperkuat Tali Silaturahmi TPK Koja & Forum Wartawan Maritim Indonesia” yang dihadiri seluruh manajemen KSO TPK Koja, serta Chief Trade Officer Meratus Line, Budi Muljono Rachman dan Kacab Meratus Jakarta, Steven Kristanto di PMLI Ciawi, Senin (19/2).
Dalam tersebut, Indra Hidayat Sani juga memaparkan soal pencapaian kinerja KSO TPK Koja dan target perusahaan di tahun 2024, sekaligus menekankan peluang pasca merger PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang siap mensupport pelanggannya.
Hal tersebut guna menghadapi tantangan ke depan, termasuk mimpi mewujudkan keberadaan Tanjung Priok sebagai
Hub Port.
“Kami terus meningkatkan
value added, mengantisipasi kendala pengembangan fasilitas pelabuhan di TPK Koja yang mana lahannya sudah terbatas. Bahkan dalam waktu dekat, kami segera menambah fasilitas alat bongkar muat, yakni tiga crane tipe
super post panamax,” jelas Indra Sani.
Sementara itu Chief Trade Officer Meratus Line, Budi Muljono Rachman menerangkan, bahwa dalam upaya menjadikan pelabuhan Tanjung Priok menjadi
National Hub Port atau
Transhipment Port terbesar di Indonesia haruslah didukung oleh seluruh instansi terkait.
Khususnya Bea dan Cukai, misal soal aturan yang memudahkan para cargo owner untuk kegiatan ekspor dan impor.
“Meratus Line akan berupaya menarik cargo peti kemas dari pelabuhan Teluk Bayur, Palembang, Panjang, Banjarmasin dan Samarinda untuk Transhipment di Tanjung Priok. Upaya ini jelas membutuhkan kebersamaan, salah satunya aturan dari Kemenkeu guna mendukung proses mengalih muatkan kargo ekspor ke kapal besar di Hub Port agar dapat menekan
cost logistic,” tandas Budi.
BERITA TERKAIT: