Pernyataan itu disampaikan Kepala Otorita IKN, Bambang Susantono, saat Seminar Masa Depan Pasca IKN, digelar Pemprov DKI Jakarta, dikutip Minggu (18/2).
Menurutnya, pembatasan itu perlu dilakukan, agar beban kota dan jumlah populasi tidak melebihi kapasitas, seperti terjadi di kebanyakan kota besar di Indonesia.
"Yang menarik, ini (luas IKN) 4 kali luas Jakarta, tapi penduduknya paling 2 juta. Kenapa? Kita nggak mau mengulangi apa yang terjadi kota-kota lain di Indonesia, yang over capacity. Over dari kapasitas lingkungan dan sumber daya yang ada, untuk memenuhi hidup yang baik," katanya.
Saat ini, kata dia, Otorita IKN berupaya membangun IKN sebagai kota layak huni dan dicintai masyarakat. Ia mencontohkan Finlandia, yang merupakan negara dengan penduduk paling bahagia di dunia.
"IKN akan jadi lifeable, layak huni dan loveable city, kota yang dicintai. Kita sampai belajar ke Finlandia. Kenapa Finlandia? Karena negara ter-happy di dunia,"jelasnya.
Dia membandingkan Finlandia dengan Jakarta, di mana indeks polusi udaranya mencapai 160-an, sedangkan Finlandia hanya memiliki indeks polusi sebesar 30. Di Finlandia, lanjutnya, ke mana-mana bisa jalan kaki, karena konsep kotanya didesain sedemikian rupa.
"Polusi rendah, airnya bisa diminum, koneksi internetnya kelas dunia dan sebagainya. Jadi ketika saya tanya teman-teman milenial, Gen Z, mereka senang banget," jelas Bambang.
Ia pun memberi sedikit gambaran IKN di masa depan nanti, di mana akan ada taksi terbang, robot-robot untuk memantau perkembangan kota dan kebutuhan logistik, kendaraan listrik, hingga kendaraan umum tanpa awak.
"Semua itu (masih) prove of concept, sedang diuji coba di lapangan," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: