Menurut data NBS yang dirilis Senin (11/12), produksi jagung berpenduduk lebih dari 1,4 miliar meningkat sebesar 4,2 persen dari tahun 2022, sementara produksi beras dan gandum mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,9 persen dan 0,8 persen.
Ini adalah tahun kesembilan berturut-turut China mencatat panen gandum lebih dari 650 juta ton.
Keberhasilan ini tidak lepas dari strategi pemerintah mendorong petani menanam gandum, dengan cara menaikkan harga pembelian minimum gandum dan beras serta memperbaiki kebijakan subsidi gandum untuk petani jagung dan kedelai pada tahun 2023.
Sebagai hasil dari upaya gabungan ini, 119 juta hektar tanaman biji-bijian ditanam di negara ini pada tahun 2023, meningkat 0,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pejabat NBS Wang Guirong mengatakan panen ini juga bertepatan dengan upaya China untuk meningkatkan hasil per unit tanaman utama dan meningkatkan dukungan teknologi untuk budidaya tanaman.
"Dengan produksi biji-bijian Tiongkok yang mencapai titik tertinggi baru pada tahun 2023, hal ini telah meletakkan dasar yang kuat bagi negara tersebut untuk memajukan revitalisasi pedesaan secara menyeluruh dan bergerak lebih cepat untuk membangun kekuatannya di bidang pertanian," kata Wang, seperti dikutip dari
CGTN, Selasa (12/12).
"Rekor produksi biji-bijian baru ini telah memberikan kontribusi positif dalam menstabilkan pasar biji-bijian global dan menjamin ketahanan pangan dunia," ujarnya.
BERITA TERKAIT: