Hal tersebut disampaikan Direktur Finance BTN, Nofry Rony Poetra dalam merespons Keputusan Menteri PUPR menaikkan harga rumah KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) berkisar 7 persen atau pada rentang Rp162 juta sampai Rp234 juta sejak akhir Juni 2023.
Pada awal tahun 2024 nanti, harga KPR Subsidi juga akan mengalami kenaikan Rp166 juta sampai dengan Rp 240 juta yang berlaku mulai 1 Januari 2024.
"Bank BTN tetap akan menjadi pemain utama pembiayaan KPR Subsidi dengan rata-rata penyaluran 85 persen dari total kuota yang dialokasikan pemerintah, sehingga
marketshare kami akan tetap terjaga pada level tersebut," kata Nofry dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
Bank BTN juga optimis pertumbuhan kredit pada tahun 2024 akan lebih tinggi dibanding tahun 2023.
"Kami optimis kredit dapat tumbuh 11 persen yoy pada tahun 2024, lebih tinggi pada tahun 2023. Hal ini didorong oleh pertumbuhan KPR sebagai motor utama pertumbuhan kredit Bank BTN," sambung Nofry.
BTN pun telah melakukan beberapa upaya strategi dalam pengembangan 3
sales center pada tahun 2024 dan inisiatif lanjutan dari kredit
high yield. Ini akan mampu mendorong pertumbuhan kredit lebih lanjut.
Di sisi lain, analis Ciptadana Sekuritas, Erni Siahaan CFA, menetapkan target
price untuk saham BBTN pada Rp2.125 per lembar saham. Sementara analis Yuanta Sekuritas, Yap Swie Cu menetapkan target
price untuk saham BBTN pada Rp1.980/ lembar saham untuk 12 bulan ke depan.
"Beberapa strategi yang saat ini BTN rumuskan telah berhasil menjaga kinerja Bank BTN," kata Yap Swie Cu.
Pada perdagangan Senin (11/12), harga saham BBTN dibuka pada Rp1.220 per lembar saham, dengan konsensus target dari analis sebesar Rp1.660 per lembar saham. Masih terdapat potensi kenaikan sebesar 36 persen untuk saham BBTN.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: