Pertemuan yang digelar di Kantor Kemenko Perekonomian pada Jumat (24/11) ini bertujuan untuk memperkenalkan Dubes Chaibi yang baru menjabat, kepada Menko Airlangga.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membahas perkembangan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa, seperti
progress perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA), kebijakan hilirisasi di Indonesia, dan situasi politik jelang pemilu 2024 mendatang.
Perundingan IEU-CEPA yang telah berlangsung selama 7 tahun itu disebut menjadi prioritas utama keduanya, dengan putaran ke-16 sendiri dijadwalkan berlangsung pada awal Desember dan menjadi
"golden time" untuk menyelesaikan perundingan tersebut secara substansial.
“Sudah disampaikan oleh kedua
leaders di beberapa kesempatan sejak tahun lalu, bahwa target penyelesaian perundingan IEU-CEPA secara substantif adalah di akhir tahun 2023 atau paling lambat di awal tahun 2024. Indonesia juga sudah memiliki
high-level mandate yang jelas dari Presiden RI terkait lima isu kebijakan strategis pada IEU-CEPA,” tegas Menko Airlangga, seperti dikutip pada Senin (27/11).
Selain itu kedua pihak juga membahas kebijakan hilirisasi di Indonesia, di mana UE berharap agar kekhawatiran terkait kebijakan hilirisasi
critical raw minerals tidak menghambat penyelesaian IEU-CEPA, dan dapat segera mencapai perkembangan signifikan pada putaran ke-16 nanti.
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Chaibi menyambut baik kemajuan hubungan antara UE dan Indonesia, dan menyebut iklim investasi di Indonesia semakin membaik, dengan mengatakan
"Indonesia is the engine of growth".
Dubes Chaibi, menyoroti posisi Indonesia sebagai destinasi diversifikasi investasi bagi negara-negara anggota UE. Hal ini tercermin dalam nilai perdagangan dan investasi yang signifikan, terutama dengan Spanyol, Prancis, dan Jerman.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: