Laporan keuangan perseroan Kamis menyebutkan, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 144,91 miliar dari beban pokok pendapatan Rp 130,44 miliar. Laba kotor mengalami penurunan menjadi Rp 40,17 miliar dari laba kotor sebelumnya yaitu Rp 68,19 miliar.
Turunnya pendapatan PRIM salah satunya disebabkan oleh anjloknya pendapatan dari Kemenkes sebesar 99,73 persen dari sebelumnya Rp 47,40 miliar, menjadi hanya Rp 129,93 juta pada kuartal III/2023.
Dari keterbukaan informasi, PRIM juga mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 14,13 miliar, dari sebelumnya laba Rp 12,41 miliar di kuartal III/2022.
Total liabilitas mencapai Rp 50,37 miliar hingga periode 30 September 2023, turun dari total liabilitas Rp 51,85 miliar hingga periode 31 Desember 2023.
Sementara total aset mencapai Rp 1,01 triliun hingga periode 30 September 2023 turun dari total aset Rp 1,03 triliun hingga periode 31 Desember 2022.
PT Royal Prima Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang penyedia layanan kesehatan. Perusahaan tersebut mengoperasikan dua rumah sakit terbesar di Sumatera, yaitu Royal Prima Medan (RPM) dan Rumah Sakit Royal Prima Jambi (RPJ).
PRIM masuk di bursa efek secara resmi pada 15 Mei 2018 dengan melepas sebanyak 1.200.000.000 saham penawaran dan saham pendiri sebanyak 2.191.680.000.
BERITA TERKAIT: