Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tekan Inflasi dan Pelemahan Rubel, Rusia Naikkan Suku Bunga 15 Persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Minggu, 29 Oktober 2023, 12:00 WIB
Tekan Inflasi dan Pelemahan Rubel, Rusia Naikkan Suku Bunga 15 Persen
Ilustrasi/Net
rmol news logo Dalam upaya menekan inflasi dan menghadapi pelemahan nilai tukar rubel, Bank Sentral Rusia menaikkan suku bunga utamanya sebesar 200 basis poin menjadi 15 persen pada Jumat (27/10).

Keputusan ini merupakan bagian dari upaya Moskow untuk mengendalikan kondisi ekonomi yang semakin tidak stabil, setelah sebelumnya Bank Sentral negara itu juga telah meningkatkan suku bunga sebesar 750 basis poin sejak Juli, dan kenaikan darurat pada  Agustus, ketika rubel mengalami penurunan drastis hingga di bawah angka 100 terhadap dolar AS.

Keputusan ini juga muncul setelah Kremlin mendesak kebijakan moneter yang lebih ketat.

"Tekanan inflasi saat ini telah meningkat secara signifikan ke tingkat di atas ekspektasi Bank Rusia," kata bank tersebut, yang merujuk pada tingginya permintaan domestik yang melebihi kesediaan dan pertumbuhan pinjaman yang tinggi.

Saat ini, dikatakan bank sentral, pihaknya tengah mengawasi peningkatan belanja pemerintah, khususnya dalam sektor pertahanan, yang merupakan bagian dari upaya Rusia untuk mendukung perang di Ukraina.

Dalam kondisi tersebut, pemerintah Rusia bahkan mengakui kemungkinan gagal mencapai target inflasi sebesar 4 persen tahun depan, dengan memprediksikan bahwa negaranya akan menghadapi inflasi pada akhir 2024 di angka 4,5 persen.

Siklus pengetatan bank sentral ini dimulai pada musim panas ini ketika tekanan inflasi dari pasar tenaga kerja yang ketat, permintaan konsumen yang kuat, dan defisit anggaran pemerintah yang diperparah dengan jatuhnya nilai tukar rubel.

Rusia awalnya telah memangkas suku bunga menjadi 7,5 persen pada awal tahun ini, tetapi kemudian menghadapi tekanan besar setelah krisis di Ukraina, di mana mereka menghadapi sanksi besar-besaran dari negara-negara Barat.

Tahun ini, Bank sentral memproyeksikan bahwa inflasi diperkirakan akan berkisar antara 7,0 hingga 7,5 persen pada tahun 2023.

Untuk itu, saat ini Bank Sentral Rusia sedang mempertahankan kondisi moneternya yang ketat untuk jangka waktu yang lama.

"Sepertinya kenaikan suku bunga hari ini mempercepat siklus pengetatan sebagai respons terhadap pengumuman fiskal awal bulan ini," kata Liam Peach, ekonom senior pasar negara berkembang di Capital Economics. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA