Merespons hal tersebut, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah menilai pelemahan rupiah akibat dari perang yang terjadi di Palestina.
"Pelemahan rupiah disebabkan banyak faktor. Utamanya karena menguatnya dolar di tengah gejolak global akibat adanya perang Hamas Israel. Sementara di sisi lain suku bunga The Fed masih tinggi dan diyakini masih akan naik," kata Piter kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (20/10).
Disinggung mengenai melemahnya rupiah imbas dari pendaftaran capres cawapres ke KPU RI kemarin, Piter menegaskan bahwa tidak ada hubungannya dengan hal tersebut. Menurutnya, rupiah melemah merupakan imbas dari suku bunga The Fed yang diprediksi akan kembali meroket.
"Jadi nggak ada hubungannya dengan pendaftaran capres," demikian Piter.
Nilai tukar rupiah pada Kamis pukul 16.00 WIB di pasar spot exchange ditutup sebesar Rp 15.815 per dolar AS atau melemah 85,0 poin (0,54 persen) dari penutupan sebelumnya.
Berdasarkan kurs referensi referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah hari ini berada di posisi Rp 15.838 per dolar AS atau melemah dari posisi hari sebelumnya Rp 15.731 per dolar AS.
BERITA TERKAIT: