Mengutip
Times of India pada Kamis (28/9), obligasi tersebut akan dijual senilai 30 miliar rupee (Rp 5,6 triliun) pada periode Oktober hingga Februari, yang mencakup hampir 5 persen dari total pinjaman pemerintah.
Bank Sentral India dalam pernyataannya mengatakan obligasi baru dengan tenor 50 tahun telah menambah penjualan utang bertenor 30 tahun dan 40 tahun, sehingga memperpanjang kurva imbal hasil negara tersebut.
Penjualan obligasi dengan tenor lebih lama dinilai mampu meningkatkan dana yang dimiliki pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi dan mengurangi ketergantungan terhadap pembelian bank.
"Langkah ini bertujuan untuk memperpanjang kurva imbal hasil
(yield curve) negara dan mengurangi ketergantungan pemerintah pada pembelian bank untuk mendanai pinjamannya yang terbesar," bunyi laporan tersebut.
Meningkatnya jumlah perusahaan asuransi jiwa, yang kini memiliki seperempat utang pemerintah telah berdampak pada
yield curve India.
Pada awal tahun ini, utang dengan jangka waktu lebih panjang dihargai dengan imbal hasil yang lebih rendah dibandingkan surat utang dengan jangka waktu lebih pendek.
Imbal hasil obligasi 30 tahun telah turun 11 basis poin menjadi 7,34 persen tahun ini, melampaui penurunan obligasi 5 tahun yang turun tujuh basis poin.
BERITA TERKAIT: