Hal tersebut sejalan dengan upaya pemerintah saat ini melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 29 persen.
"Kita semua dapat berkontribusi dari hal yang paling kecil dengan mengubah pola perilaku yang lebih ramah lingkungan demi warisan dunia yang lebih baik untuk generasi mendatang,†ungkap Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Ruandha Sugadirman dalam webinar Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) yang menggandeng KLHK serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kamis (13/8).
IBCSD sendiri dengan jejaring di level global, tengah mendorong perusahaan anggotanya dan sektor swasta untuk melindungi, memulihkan, dan menggunakan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Di kesempatan yang sama, Indonesia Country Representative GGGI Indonesia, Marcel Silvius menekankan pentingnya perencanaan pertumbuhan hijau pasca pandemik.
“Saat ini sangat penting bagi Indonesia untuk mempertimbangkan manfaat dari pembangunan ekonomi hijau dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif, dan tangguh,†kata Marcel.
Marcel Silvius pun memberi contoh investasi pada energi terbarukan yang akan menyediakan setidaknya dua kali lebih banyak lowongan kerja, dan dengan kualitas lebih tinggi, daripada investasi pada bahan bakar fosil.
“Melalui kerja sama erat kami dengan Bappenas dan KLHK serta mitra pemerintah lainnya di tingkat nasional dan provinsi, GGGI terus mendukung pemerintah mewujudkan jalur pemulihan pertumbuhan hijau dan pembangunan rendah karbon,†tambah Marcel Silvius.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: