Hal itu disampaikan Menteri Ketenagakerjaan, M. Hanif
Dhakiri saat membuka pelatihan berbasis kompetensi dan penandatanganan
MoU kerja sama dengan industri tahun 2019 di BLK Ternate, Maluku Utara,
Jumat (1/2) petang.
"BBPLK Bekasi sudah buka, tinggal yang di sini disiapkan saja," kata menaker.
Hanif berharap, BLK lainnya mengambil langkah yang serupa. Sehingga,
masyarakat yang memiliki aktifitas seperti bekerja atau sekolah di hari
kerja tetap dapat meningkatkan keterampilan.
Begitupun dengan masyarakat yang beraktivitas di siang hari, agar tetap dapat mengakses pelatihan di BLK pada malam harinya.
"Tujuannya agar tidak terjebak pada satu pekerjaan sampai puluhan tahun," kata Hanif.
Dalam
empat tahun terakhir, Kemnaker telah melakukan berbagai terobosan agar
pelatihan di BLK mudah diakses. Langkah ini diwujudkan dengan dihapusnya
syarat minimal latar belakang pendidikan dan batas maksimal usia.
"Dengan
langkah ini, diharapkan angkatan kerja Indonesia yang masih didominasi
lulusan SD-SMP (58 persen) memiliki akses untuk meningkatkan kompetensi.
Nggak peduli usianya berapa, nggak peduli pendidikannya apa, pokoknya
kalau butuh keterampilan silahkan datang ke BLK, anda bisa mendapatkan
pelatihan secara gratis," terangnya.
Sementara, Dirjen
Binalattas, Bambang Satrio Lelono menambahkan, pelatihan BLK Ternate
tahun ini terdiri 147 paket atau kuota 2.352 orang. Sebanyak 1.216 orang
akan dilatih secara institusional di BLK dan sisanya di berbagai
wilayah Maluku Utara melalui mobile training unit (MTU).
Prosentase
lulusan BLK Ternate, kata Bambang, yang terserap dunia industri
mencapai 80 persen. Untuk itu, pemda dan dunia industri agar memberi
dukungan lebih, dalam investasi SDM di Maluku Utara.
[dzk]
BERITA TERKAIT: