Blunder IMF Rusak Ekonomi Indonesia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sukardjito-1'>SUKARDJITO</a>
LAPORAN: SUKARDJITO
  • Selasa, 09 Oktober 2018, 14:45 WIB
Blunder IMF Rusak Ekonomi Indonesia
Rizal Ramli/Net
rmol news logo Pelayanan yang dilakukan pemerintah dalam pertemuan IMF-Bank Dunia berbuah kritikan sejumlah kalangan. Bahkan Ekonom Senior Rizal mengingatkan blunder IMF rusak ekonomi Indonesia.

Rizal Ramli mengawali dengan cerita ketika itu Indonesia mengalami krisis ekonomi tahun 1998. Krisis itu kalau ditangani sendiri yang tadinya tumbuh  rata-rata 6 persen, ekonomi Indonesia  paling akan anjlok 2 – 0 persen.

"Akan tetapi, karena kita mengundang IMF,  ekonomi Indonesia malah anjlok ke minus 13%. Kok IMF malah bikin lebih rusak?" kata RR dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (9/10).

Rizal Ramli satu-satunya ekonom Indonesia  yang menolak pinjaman IMF di pertemuan para ekonom di Hotel Borobudur  dengan Managing Director IMF Camdesus bulan Oktober 1997, sebelum Camdesus bertemu Pres Soeharto di Istana.

"Ekonomi akan semakin rusak di bawah IMF. Ternyata semuanya terbukti," sergah RR.

RR menerangkan, keputusan untuk mengundang dan meminjam dari  IMF merupakan kesalahan terbesar Widjoyo dan kawan-kawan yang membujuk Presiden Soeharto untuk mengundang IMF. Pasalnya, IMF menyarankan berbagai program kebijakan yang tak masuk akal dan malah membuat kondisi ekonomi nasional justru semakin terpuruk.

"Bulan Oktober 1996, Rizal Ramli sebagai Chairman Econit Advisory Group mengeluarkan 100-an halaman forecast untuk ekonomi Indonesia: “1997: The Year of Uncertainty'. Bahwa ekonomi Indonesia akan mengalami krisis ekonomi 1997-78. Tidak ada yang percaya, tetapi ternyata semuanya terjadi !" tandas mantan Menko Perekonomian era Gus Dur.

Forecast RR Oktober 1996 tentang ekonomi 1997 dibantah oleh Depkeu, BI serta analis-analis asing sebagai mengada-ada dan tidak benar. Bahwa Fundamental ekonomi Indonesia kuat.

"Mereka berbohong didukung oleh pujian-pujian IMF dan Bank Dunia. Ada tiga poin RR: utang swasta, current account defisit, overvalued rupiah," jelas RR.

Akhirnya, sesuai ramalan RR, terjadi krisis besar 1997/1998. Ekonomi anjlok dari rata 6 persen ke minus 13 persen, karena salah saran dan kebijakan IMF. Untuk selamatkan bank-bank,  BLBI disuntik 80 miliar dolar AS, biaya penyelamatan bank terbesar relatif GDP, perusahaan banyak yang bangkrut, penggangguran naik 40 persen.

"IMF bikin blunder karena menawarkan paket dengan syarat banyak sekali, susah dipenuhi, mengada-ngada, pemerintah terpaksa manut. Misalnya, kebijakan likuidasi 16 bank kecil  justru justru hancurkan kepercayaan masyarakat, mereka menarik dana dari bank-bank nasional, banyak bank kolaps," tukas RR.

Sementara, pinjaman IMF 35 miliar dolar AS digembar-gemborkan untuk membatu Indonesia. Semua pejabat, ekonom dan media percaya dengan propaganda ini.

"Ternyata dipakai membayar utang swasta Indonesia di bank-bank asing yang belum jatuh tempo. Pinjaman IMF itu untuk selamatkan bank-bank asing bukan menolong rakyat," tambah RR.

RR menjelaskan, Jika pinjaman IMF 35 miliar dolar AS dipakai untuk pompa ekonomi RI, bukan selamatkan bank-bank asing, ekonomi Indonesia dapat tambahan pembiayaan 350  triliun (kurs Rp10.000/dolar AS), ekonomi Indonesia akan meroket dari minus 13 persen  tahun 1998 ke atas 8 persen tahun 1999.

"Rakyat Indonesia dikibuli komprador-komprador dan SPG IMF !" papar RR.

RR melanjutkan, tanggal 1 Mei 1998, IMF membujuk Indonesia untuk menaikkan harga bensin 74 persen dan minyak tanah 44 persen.

"Seminggu sebelumnya, RR diundang Asian Director IMF, DR Hubert Neiss, di Grand Hyatt untuk  membujuk RR mendukung usulan tersebut. RR menolak dan bahkan ingatkan bisa terjadi kerusuhan. DR Neiss katakan: 'DR. Ramli, you are aggregating'. Jawaban RR kepada Neiss, 'Just take a note of what I said !'" kenang RR.

Lalu, sambung RR, tanggal 1 Mei 1998 atas bujukan IMF, pemerintah naikkan harga bensin 74 persen dan minyak tanah 44 persen.  kemudian tanggal 2 Mei 1998, demonstrasi besar-besaran anti kenaikan BBM di Makassar,  4 Mei di Medan, dan 9 Mei dan seterusnya.

"Solo hancur, Jakarta minggu ke-2 Mei rusuh. Ini apa yang disebut literatur 'IMF Provoked Riots'" cerita RR.

RR memberikan contoh, Malaysia kena krisis 1998 menolak saran IMF, atas saran DR. Zeti Acting, Gubernur Bank Sentral, Malaysia selamat dari krisis, ringgit dan ekonomi stabil.

Kemudian, RR mengatakan,  Presiden Kim Dae Yung bawa 100 pengutang Korea untuk restrukturisasi utang ke New York. Korea selamat. Indonesia manut IMF, paling hancur

"Hari ini 20 tahun kemudian, masih banyak komprador dan SPG IMF di pemerintahan, elite dan media, baik yang paham maupun sekadar speakers. Semi krisis hari ini, bisa berkembang dan berujung pada pinjaman IMF lagi, dengan kerusakan lebih dahsyat dari 1998. Belajarlah dari sejarah," sergah RR.

"Di Eropa IMF mengeluarkan kebijakan austerity yang  bikin bangkrut Yunani, membuat orang-orang Yunani, Spanyol, Portugal dan Italia tiba-tiba menemukan diri mereka jadi gelandangan yang tidur di taman-taman kota karena tak mampu membayar sewa apartemen," demikian RR. [jto]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA