Rencana penambahan kapasitas dengan membangun Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) diperkirakan bakal menelan dana Rp 11 triliun. PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai pengelola mengaku sanggup membiayai pembangunan dengan merogoh kocek sendiri.
Direktur Utama AngkaÂsa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin menjelaskan, untuk penambahan kapasitas Bandara Soetta memang membutuhkan dana yang besar. Namun saat ini dia memandang belum meÂmutuskan untuk menjalin kerja sama dengan pihak lain untuk membiayai proyek tersebut.
Artinya, dalam pengerjaan nanti tidak menutup kemungkiÂnan AP II akan mengembangkan terminal 4 dengan merogoh kocek sendiri. "Kalau dibilang mampu (pendanaan internal), ya kami mampu," katanya saat di Bandara Soetta, Tangerang, akhir pekan kemarin.
Jika nantinya benar-benar harus menyediakan Rp 11 triliun, Awaluddin mengaku perusahaanÂnya tak kesulitan. Ini lantaran rasio utang terhadap modal (Debt to Equity Ratio/DER) yang masih sebesar 0,5 kali sehingga ada ruang bagi perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan.
"Tapi kami belum membiÂcarakan funding khusus, apakah nanti kami juga akan merilis obligasi seperti sebelumnya, kami belum merencanakan hal tersebut," ungkap dia.
Menurutnya, kepastian mendaÂpatkan pendanaan bersama mitra atau tidak, masih akan diputusÂkan setelah tahap awal pengerÂjaan yaitu merampungkan desain. Saat ini perusahaan masih perlu merampungkan tiga desain dasar bandara, yakni desain konsep, desain dasar, dan desain detail. "Rencananya, tiga desain ini bisa rampung pada 2019," ujarnya.
Dia kembali menegaskan, suÂdah ada perusahaan yang memÂberi pernyataan ketertarikan (
Letter of Interest/LoI) untuk membangun terminal 4. Adapun, kerja sama yang dimaksud adalah kemitraan strategis, di mana calon mitra tentu berkontribusi sebagian besar pendanaan proyek tersebut. Perusahaan yang dimaksud ialah koorporasi sektor maskapai, perusahaan konstruksi, dan peruÂsahaan pengelola bandara.
"Seperti yang disampaikan Presiden, pembangunan ini harus business to business, peran pemerintah diminimalkan, kami lihat peluang kerja sama sangat terbuka," jelas Awaluddin.
Keputusan memilih mitra ataupun tidak, muncul setelah perusahaan merampungkan tiga desain dasar bandara yang kemuÂdian bisa rampung awal 2019.
Awaluddin mengatakan, ada opsi bahwa terminal 4 diperunÂtukkan bagi penerbangan berÂbiaya rendah (
low cost carrier), terminal
full-service, atau
full cost terminal.
Setelah dilanjutkan penyelesaÂian detail engineering design (DED), Awaluddin menuturkan dokumen tender pun kemudian akan dituntaskan. "Nah DED kami akan selesaikan mudah-mudahan sampai dengan kuartal 3-2019. Setelah itu, kita masuk ke persiaÂpan lain seperti penyiapan lahan dan sebagainya," paparnya.
Luas Terminal 4 hampir sama dengan Terminal 3 Bandara SoÂetta. Terminal 3 memiliki luas lahan 400 ribu meter persegi. Sedangkan Terminal 4 akan dibangun dengan luas lahan 390 ribu meter persegi.
Sekadar informasi, terminal 4 Soetta akan dimulai konstruksi pada pertengahan 2020. "SehÂingga kalau lancar pada semester 1 Tahun 2020 kita sudah bisa persiapan untuk pergerakan pembangunannya," ungkapnya.
Pembangunan terminal ini untuk mengantisipasi jumlah pengunjung yang diperkirakan mencapai 100 juta orang per tahun pada Tahun 2025. PresiÂden Joko Widodo juga sudah menginstruksikan AP II dan Kementerian Perhubungan unÂtuk merealisasikan proyek ini. Jokowi juga membebaskan AP II untuk memilih mitra di dalam proses pengembangannya.
"Saya sudah perintahkan keÂpada Menteri Perhubungan dan Direktur Utama AP II untuk menyiapkan terminal yang keÂempat. Kalau terminal ini tidak juga segera dipersiapkan nanti Indonesia akan kedodoran lagi," jelas Jokowi beberapa waktu lalu. ***
BERITA TERKAIT: