Rinciannya untuk urea sebesar 3.104.474 ton, NPK sebesar 1.953.543 ton, SP-36 sebesar 671.255 ton, ZA sebesar 777.350 ton dan Organik sebesar 508.337 ton.
Khusus untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur, sampai dengan akhir Oktober 2017 Pupuk Indonesia telah menyalurkan urea bersubsidi sejumlah 18.735 ton, 10.546 ton NPK, 2.789 ton SP-36, 787 ton ZA dan 1.036 ton Organik. Sedangkan stok pupuk di gudang Lini III - IV (per-1 November 2017) Urea di Nusa Tenggara saat ini sebesar 5.565 Ton, angka ini mencapai lebih dari 5 kali lipat dari ketentuan stok Pemerintah, yaitu 1.022 ton.
Sementara stok untuk jenis lainnya yaitu NPK sebesar 2.261 ton, SP-36 sebesar 1.602 ton, ZA sebesar 1.463 Ton dan Organik sebesar 2.758 ton, keseluruhannya siap disalurkan ke 22 Kabupaten dan Kota di Nusa Tenggara Timur.
Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero), Achmad Tossin Sutawikara mengatakan, Pupuk Indonesia mengemban kewajiban dari pemerintah untuk menyalurkan 9,5 juta ton pupuk bersubsidi sepanjang 2017.
"Realisasi sampai dengan Oktober sudah mencapai 73 persen dari target, kami optimistis dapat mencapai target pemerintah, untuk penyaluran pupuk bersubsidi ini dengan terus mengoptimalkan proses pendistribusian," kata Achmad dalam rilis tertulisnya, Jumat (3/11).
Menanggapi isu kelangkaan pupuk yang beredar di beberapa daerah dikarenakan adanya keterbatasan alokasi pupuk untuk daerah tertentu, Achmad menjelaskan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) untuk penambahan alokasi subsidi sebesar 1 juta ton. Namun agar penambahan tersebut bisa dilaksanakan, harus ada SK dari Gubernur dan Bupati di daerah.
"Sambil menunggu ketetapan penambahan alokasi dari Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian, Pupuk Indonesia bekerja sama dengan instansi terkait tengah mengupayakan percepatan penyaluran pupuk agar kebutuhan sektor subsidi cepat terpenuhi, jadi kami secara paralel mulai mendistribusikan sambil menunggu SK terbit dari kepala daerah,; terangnya.
Selain keterbatasan alokasi, menurut Achmad, banyak petani yang tidak terdaftar di RDKK, akibatnya pada saat mereka membutuhkan pupuk bersubsidi, tidak terlayani karena tidak mendapatkan jatah di kios-kios. Padahal stok pupuk tersedia sangat cukup.
Achmad menambahkan, dalam penyaluran pupuk, Pupuk Indonesia menggunakan sistem monitoring stok yang dapat dipantau setiap saat melalui website www.pupuk-indonesia.com agar lebih memudahkan dalam mengetahui ketersediaan stok pupuk di daerah-daerah.
Untuk mendapatkan informasi dan penjelasan mengenai pupuk, petani bisa berkonsultasi dan bertanya kepada layanan pelanggan kami untuk informasi tentang tata cara mendapatkan pupuk bersubsidi ke nomor: 0800-100-800-1 atau mengirimkan pesan sms ke nomor: 0822-100-100-81.
[wid]
BERITA TERKAIT: